JAKARTA – Pahlawan nasional rela berkorban dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tanpa mengetahui masa lalunya. Penting untuk diingat bahwa sebagian besar pahlawan Natal nasional beragama Katolik.

Mereka tidak hanya berpartisipasi di medan perang, tetapi juga menyumbangkan ide dan karya untuk rakyat. Berikut 12 pahlawan nasional yang beragama Katolik:

1. Jenderal Raden Oerip Soemohardjo

Jenderal Raden Oerip Soemoharjo, Kepala Staf TNI pertama, lahir pada tanggal 22 Februari 1893 dan meninggal pada tanggal 17 November 1948. Ia merupakan jenderal pertama dan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Pahlawan kelahiran Purworeho ini secara anumerta berhasil mendapat sejumlah penghargaan dari pemerintah, antara lain Bintang Sakti (1959), Bintang Mahaputra (1960), Bintang Republik Indonesia Adipurna (1967) dan Bintang Kartika Eka Pakchi Utama (1968).

2. Marsekal Pertama TNI Anacletus Tjilik Rivut

Anacletus Tjilik Rivut merupakan penerjun payung pertama dari Kalimantan dan sosok yang menyatukan 142 suku Dayak untuk bergabung dengan Indonesia. Gubernur Kalimantan kedua ini memimpin operasi amfibi pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947 oleh pasukan MN 1001 yang sekarang dikenal dengan Pasukan Khusus TNI-AU.

3.Herman Fernandez

Herman Josep Fernandez adalah pemuda asal Larantuca, lahir pada tanggal 3 Juni 1925 di Pancasila, Ende. Semasa kecil, ia diasuh secara intelektual oleh para pendeta dan biksu, dan Flores menjadi teladan semangat juang anak-anaknya. Societas Verbi Divini (SVD).

Bersama pelajar asal Ende, seperti tokoh nasional Frans Seda asal Flores, Hermann Fernandez memutuskan pindah ke Pulau Jawa untuk belajar di Hollands Inlandsche Kweekschool (HIK) atau sekolah guru pembantu di Muntilan, Jawa Tengah.

Setahun yang lalu, perang kemerdekaan dimulai di Muntilan, dan sekolah mereka ditutup sementara. Lagipula, saat itu Belanda sedang menduduki kota-kota di Pulau Jawa, termasuk Muntilan.