COPD adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar sepertiga dari seluruh kanker dapat dicegah.
John Ebbert, MD, direktur medis dari Mayo Clinic Nicotine Addiction Center, menjelaskan bahwa tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.
Laporan Medicalxpress pada Jumat (20/09/2024) menyebutkan bahwa merokok, alkohol, dan obesitas merupakan faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang terkena kanker, berikut penjelasannya:
1. Tembakau
Merokok dikaitkan dengan kanker di hampir setiap bagian tubuh. Dr Ebbert menjelaskan, “Merokok menghasilkan sekitar 7.000 bahan kimia yang dapat menyebabkan perubahan sel dan menyebabkan kanker.
Merokok melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih sulit bagi tubuh untuk melawan sel kanker. Menghindari rokok apa pun adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker.
“Tidak ada kata terlambat untuk berhenti, dan risiko kanker menurun seiring berjalannya waktu setelah Anda berhenti,” tambahnya.
2. Alkohol
Minum alkohol meningkatkan risiko banyak jenis kanker, termasuk payudara, kepala dan leher, esofagus, hati, dan usus besar.
“Semua tingkat konsumsi alkohol dikaitkan dengan risiko kanker, namun risikonya mungkin lebih besar bagi peminum berat,” kata Dr. Ebert. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi alkohol mungkin merupakan tindakan pencegahan yang efektif.
3. Obesitas
Obesitas meningkatkan risiko kanker dengan cara yang berbeda. Kelebihan berat badan meningkatkan jumlah estrogen dan insulin dalam tubuh, yang meningkatkan laju pembelahan sel. Selain itu, obesitas sering dikaitkan dengan peradangan dan diketahui menjadi faktor risiko berkembangnya kanker.
Histerektomi telah terbukti mengurangi risiko kanker payudara, endometrium, dan prostat, serta kanker terkait hormon seperti kanker pankreas dan pankreas. Namun, perubahan kecil dalam gaya hidup bisa berdampak besar.
“Langkah kecil dan mantap untuk menurunkan berat badan paling efektif bila dikombinasikan dengan diet dan olahraga,” saran Dr. Ebbert. “Itu metode lama, tapi ada obat baru di pasaran yang bisa membantu orang menurunkan berat badan,” ujarnya.
(kamp)