JAKARTA – Pada Senin (14 Oktober 2024), Israel melancarkan serangan udara ke Lebanon yang menewaskan lebih dari 20 orang di sebuah kota Kristen di utara negara itu. Serangan tersebut mendorong Hizbullah untuk menembakkan roket ke Tel Aviv sebagai bagian dari eskalasi perang yang sedang berlangsung.
Sebuah serangan di Lebanon pada Senin sore juga melanda Aitou, sebuah desa Maronit dekat kota utara Tripoli, menargetkan sebuah gedung apartemen kecil dan menewaskan 21 orang, menurut Palang Merah Lebanon. Serangan tersebut adalah salah satu dari beberapa serangan dalam dua minggu terakhir yang menargetkan wilayah yang dianggap aman, termasuk pemboman terhadap pusat pengungsi di kota Wardaniyeh di bagian selatan pada pekan lalu.
Masyarakat Lebanon merasakan ketakutan yang mendalam bahwa mereka akan segera terseret ke dalam konflik yang lebih luas yang disebabkan oleh Hizbullah. “Orang-orang kelelahan – mereka tidak tahan lagi,” kata Ramad Boukallil, seorang pengusaha Lebanon, melalui Politico.
“Lebanon sedang berjuang, kami telah melalui empat tahun yang sulit karena krisis ekonomi, orang-orang tidak makan dan hampir tidak dapat bertahan hidup. Kita pernah mengalami ledakan pelabuhan, pandemi, dan krisis finansial. Tolong Tuhan, perang tidak menimpa kita lagi,” tambahnya dalam wawancara di bandara Beirut. Meski Hizbullah berasal dari Lebanon, namun tidak semua warga Lebanon mendukung kelompok militan tersebut. Melalui berbagai sumber, apa perbedaan Hizbullah dan Lebanon? pembentukan
Peran dan pengaruh
Kekuatan militer
(Terima kasih)