JAKARTA – Pasangan calon Gubernur-Wagub DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno (Doel) unggul pada Pilkada Jakarta 2024 berdasarkan rekap suara tingkat provinsi KPUD Jakarta. Namun, belum ada keputusan mengenai gubernur dan wakil gubernur terpilih tersebut karena masih ada waktu untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait keputusan yang dikeluarkan KPUD Jakarta tersebut. 

Faktor apa saja yang mempengaruhi kemenangan Pram-Rano?

Selain dugaan kecurangan yang muncul, menurut pengamat politik Adi Prayitno, hasil pemeriksaan elektabilitas menemukan bahwa pada 13-17 November, pendukung Anies Baswedan alias Anak Abah mulai menjadi pemilih Pramono-Rano hasil partai Anies. Pertemuan dengan Pramono-Rano pada 15 November 2024. Ia menuturkan, Adi mengungkapkan pada November 2024 sebesar 45,6% pemilih Anies memilih Pramono-Rano. Naik dibandingkan bulan Oktober yang hanya 33,3%.

“Pada pemungutan suara tanggal 21-25 Oktober, pemilih Anies masih mayoritas memilih RK-Suswono, namun pada tanggal 13-17 November keadaan berbalik, pendukung Anies lebih banyak memilih pasangan Pramono-Rano,” kata Adi Prayitno, Minggu (12/12). /8/2024).

Faktor berikutnya, Pramono-Rano dinilai sebagai mesin pemilu yang lebih baik. Mesin kampanye Pramono-Rano terbukti lebih agresif baik dari segi udara (instalasi APK, jejaring sosial) yang naik sekitar 6%. Keunggulan juga terjadi dalam hal serangan darat (kunjungan, kegiatan dan pembagian cenderamata atau hadiah).

Adi juga membeberkan faktor lain, yakni menumpuknya antipati terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur, Ridwan Kamil-Suswono. Salah satunya akibat pernyataan Suswono yang dianggap menghina Nabi.

Apalagi rendahnya popularitas Suswono juga menjadi pemicu keengganan memilih pasangan RK-Suswono, tambahnya.

RK-Suswono juga dianggap orang luar, artinya bukan berasal dari Jakarta. Keduanya diyakini juga punya masalah dengan Jakarta. “Saya tidak paham Jakarta, saya tidak pantas memimpin Jakarta, saya menghujat Jakarta dan musuh-musuh Jakarta,” ujarnya.

(Ari)