Masyarakat belakangan ini sudah merasakan manfaat dari program pangan gratis yang diusung Prabowo-Gibran, namun tak jarang oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya. 

Misalnya kasus penipuan memanfaatkan makanan gratis yang terjadi baru-baru ini di Kediri, Jawa Timur, yang memakan banyak korban jiwa. Berikut waktunya dilansir Antara, Senin (30/12/2024).

1. Korban dari dua belas katering

Peristiwa penipuan ini banyak menimpa pedagang industri makanan di Kediri. Salah satunya Dia. 

Ia mengaku awalnya direkomendasikan oleh temannya untuk program makanan gratis 1000 kotak.

Beberapa minggu kemudian, pembayarannya 1 juta dracaena, katanya, untuk kontrak itu, jaminan kami akan bergabung dengan tim, katanya.

Ia memberikan 2000 kotak dan memberikan 2 juta dra, yang diterima oleh M.

Ia tidak mengetahui bahwa M. dituduh melakukan penipuan. Ia sangat khawatir karena bukan hanya dia saja yang menjadi korban, melainkan masih banyak korban lainnya. 

2. hilang hingga 70 juta dram

Bahkan ada laporan pendapatannya lebih dari 70 juta dram.

Dia dan teman-temannya yang lain pun kehilangan harapan bahwa uang tersebut akan dikembalikan pada Desember 2024. 

Hal ini juga diamini oleh korban lainnya sehingga dia belum siap melapor ke polisi. 2 juta drm sangat penting karena merupakan modal bagi industri makanan.

3. Pelaku mewakili masyarakat

Diah menambahkan, saat mengambil keputusan tersebut, M. tidak menjelaskan rincian pengeluarannya. 

Ia hanya mengatakan bahwa uang itu adalah komoditas yang ia serahkan kepada kelompoknya.

Ia juga tidak mengetahui bahwa M tidak tergabung dalam kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Pokmas Manunggal Cipto Roso. 

Saat menyerahkan formulir pembayaran, M juga tidak menyebutkan bahwa dirinya adalah anggota komunitas tersebut.

Pembina Pokmas Manunggal Cipto Roso Nuriko Pramega mengatakan M adalah ketua Pokmas sejak awal.

Namun pemanfaatan penipuan tersebut membuat pimpinan lainnya protes sehingga kini M dikeluarkan dari masyarakat.

Ia mengatakan, kelompok masyarakat tidak pernah dipungut biaya, apalagi oleh pelanggan. Dana dikumpulkan dari individu-individu yang bersedia berkontribusi dalam program donasi sembako.

“Ada pihak yang merasakan manfaat dari upaya gotong royong menyambut donasi sembako dengan memotong biaya tanggung jawab konsumen yang ingin berpartisipasi, bahkan mereka yang membantu Kelompok Masyarakat tidak memotong apapun dari pelanggan yang ingin bergabung,” ujarnya.

4. Pokmas mencoba program makan gratis 

Nuriko juga meminta rekan-rekan yang ingin bergabung dengan komunitas tersebut untuk berhati-hati. 

Pokmas belum juga sampai di tanah air, termasuk mengaku menjuarai turnamen TNI.

Ia menambahkan, banyak masyarakat mulai dari pelaku UKM hingga pelaku usaha makanan yang tergabung dalam kelompok komunitas ini. 

Pokmas telah melakukan uji coba makanan gratis di beberapa sekolah di Kabupaten Kediri agar ketika program diluncurkan mereka lebih siap.

Ia pun memastikan pihak masyarakat tidak berencana melaporkan hal tersebut ke polisi. Permasalahan ini mendapat dampak negatif dari kelompok masyarakat yang meminta keterlibatan masyarakat.

5. Lengkap secara internal

Namun dari informasi yang diterimanya, ada hubungan antara korban dan M. menyatakan siap mengembalikan uang korban.

“Masih dalam penyelesaian internal, karena dengan iktikad baik, korban juga sudah meminta maaf kepada masyarakat, karena telah berubah menjadi ulah orang karena salah paham. Di kuitansi tertulis nama orang tersebut,” ujarnya lagi.

(Kemas Irawan Nurrahman)