Anak yang memukul orang lain seringkali membuat orang tua bingung dan khawatir. Dalam ilmu pendidikan, hal tersebut bukanlah tanda-tanda anak nakal atau jahat, melainkan ekspresi emosi yang belum dipahami dengan baik. Selasa (8/10/2024) Kutipan dari The Times of India: Berikut cara praktis untuk membantu anak berhenti memukul dan lebih bisa mengendalikan emosinya. 1. Ajari anak mengungkapkan perasaannya secara verbal
Saat anak sedang kesal atau marah, sering kali mereka berteriak karena tidak tahu cara lain untuk mengungkapkan perasaannya. Ajari anak menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya. Misalnya, jika mereka sedang marah, dorong mereka untuk mengatakan “Saya marah” daripada memukul.
Dengan mengajari anak mengutarakan perasaannya, Anda dapat membantu mereka menemukan cara berkomunikasi yang sehat. 2. Tunjukkan apa yang bisa Anda lakukan daripada memukul
Anak-anak perlu mengetahui tidak hanya apa yang tidak boleh dilakukan, tapi juga apa yang harus dilakukan ketika mereka marah atau kesal. Contoh alternatifnya adalah memeluk mainan, meminta waktu istirahat, atau menarik napas dalam-dalam. Perhatikan bahwa ada cara yang lebih baik untuk menenangkan diri dan mengatasi emosi tanpa memukulnya. 3. Memberikan tips menghindari konflik fisik
Terkadang anak-anak menyerang karena merasa terpojok atau terancam. Beri mereka tips sederhana untuk menghindari pertengkaran fisik, seperti menjauh saat marah atau meminta bantuan orang dewasa. Ini membantu anak-anak merasa percaya diri dalam situasi sulit tanpa menggunakan kekerasan. 4. Sadarilah bahwa Anda sedang mencoba hal baru
Pada usia tertentu, anak suka mencoba perilaku baru, termasuk memukul. Ini tidak berarti bahwa mereka dengan sengaja mencoba menyakiti orang lain, namun ini berarti bahwa mereka mencoba memahami batasan-batasan sosial.
Sebagai orang tua, penting untuk memahami dan memandu langkah ini tanpa ragu-ragu. Biarkan mereka tahu bahwa memukul mereka bukanlah cara yang tepat untuk mencoba. 5. Cari tahu apa yang membuat anak-anak tergerak
Setiap tindakan anak seringkali dikendalikan oleh pikiran. Mungkin mereka merasa kecewa, lelah, cemburu atau tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya. Dengan mengetahui penyebab perilaku berbahaya, kita dapat menawarkan solusi yang lebih tepat dan membantu mereka menemukan cara yang sehat untuk mengatasinya. 6. Jangan pernah bereaksi dengan kekerasan
Meskipun kita mungkin merasa sakit hati ketika anak-anak memukul kita, penting bagi kita untuk tidak memukul atau membalas dengan kekerasan. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat.
Jika kita bereaksi dengan kekerasan, mereka percaya bahwa memukul adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, tanggapi dengan tenang dan tegas, jelaskan bahwa memukul tidak dapat diterima. 7. Konsisten dengan hasil
Saat anak Anda memukul, berikan konsekuensi yang jelas dan konsisten, seperti istirahat atau mengambil mainan kesayangannya untuk sementara waktu. Pastikan Anda konsisten dengan konsekuensinya setiap kali perilaku tersebut terjadi. Secara terus-menerus, anak-anak belajar bahwa memukul bukanlah perilaku yang dapat diterima dan selalu ada konsekuensi atas setiap tindakannya.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, orang tua dapat membantu anak belajar mengelola emosi dengan cara yang sehat dan menghindari kemarahan di kemudian hari. Ingat, proses ini memerlukan waktu dan kesabaran, namun jika dilakukan secara konsisten dan penuh kasih sayang, perubahan positif akan terjadi.
(kamp)