JAKARTA – Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang biasanya menyerang paru-paru namun juga dapat menyerang bagian tubuh lain. Selain menimbulkan berbagai masalah, TBC juga dapat meningkatkan kadar asam urat pada penderitanya. Mengapa ini terjadi?
Menurut Prof. Dr. Dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K), dokter spesialis paru, mengatakan beberapa obat anti tuberkulosis berisiko meningkatkan kadar asam urat. Salah satunya adalah obat FDC (Fixed Dose Combination) atau yang dikenal dengan obat merah. Obat ini menggabungkan empat jenis obat dalam satu tablet, sehingga perlu mewaspadai efek sampingnya. TBC bisa meningkatkan asam urat, bagaimana caranya?
“Dalam beberapa kasus, dokter mungkin mengganti obat FDC ini dengan obat extended-release seperti rifampisin, isoniazid, etambutol, dan pirazinamid,” jelas Dr. cuitan Erlina di akun X miliknya @erlinaburhan, Jumat (15/11/2024).
Jika pasien tuberkulosis mengalami gejala nyeri sendi atau kesulitan berjalan akibat tingginya kadar asam urat, dokter biasanya menghentikan sementara pirazinamid hingga kondisi pasien membaik.
Namun jika kadar asam urat meningkat namun tidak menimbulkan gejala yang mengganggu, dokter biasanya melanjutkan pengobatan TBC dengan penambahan obat hepatoprotektif untuk melindungi kesehatan hati.
Jadi, meski kadar asam urat bisa meningkat, pengobatan TBC tidak perlu dihentikan. Dokter akan meresepkan pengobatan yang tepat agar pengobatan TBC tetap efektif dan tidak menimbulkan masalah lain, jelas dr. Erlina.
(aln)
(aln)