JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyiapkan teknologi peringatan bencana alam secara real time. Langkah ini diambil sebagai salah satu cara untuk mengurangi jumlah korban bencana alam. Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tengah mengkaji kemungkinan terjadinya gempa kuat di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. BMKG memperkirakan akan terjadi tsunami besar jika terjadi gempa bumi.

Oleh karena itu, kewaspadaan pemerintah dalam memberikan peringatan menjadi kunci dalam menanggulangi bencana ini. Salah satu cara untuk melakukannya adalah melalui peringatan dini.

Cominfo Wayan Tony Supriyanto, Direktur Jenderal Pos dan Informatika (Direktur PPI), mengatakan pihaknya mewaspadai potensi bencana. Oleh karena itu, Cominfo menyiapkan sistem peringatan real-time yang akan ditampilkan di TV dan pesan singkat di WhatsApp (WA).

“Mengingat Indonesia berada dalam ring of fire, maka kami Direktorat Jenderal PPI Kominfo memandang perlu untuk ikut serta dalam penyusunan aplikasi bersama BMKG. Dengan demikian, seluruh sumber informasi dari BMKG dapat terdistribusi secara real time kepada masyarakat. layanan kita yang ada atau penyelenggara, TV atau aplikasi ke internet,” kata Wayan, Jakarta Pusat, Jumat (30/08/2024) di Departemen Komunikasi dan Informatika.

Diketahui, saat ini peringatan bencana alam hanya sebatas pengiriman pesan SMS ledakan dari BMKG kepada masyarakat. Oleh karena itu, Dirjen PPI berupaya menciptakan sistem komunikasi yang lebih modern untuk memberikan informasi peringatan dini terjadinya bencana dini.

“Untuk pihak kebencanaan seperti BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Jadi akan ada telepon genggam tersendiri untuk komunikasi,” kata Wayan.

Rencananya, Cominfo bersiap meluncurkan sistem peringatan dini bencana pada September 2024. Sistem ini merupakan hibah dari pemerintah Jepang.

Informasi bencana dari BMKG dikirimkan ke sistem, yang kemudian disebarkan melalui TV digital dan nomor WA. Proses ini dilakukan secara real-time, sehingga masyarakat yang berada di wilayah paling rentan dapat mencari perlindungan di wilayah yang lebih aman.

“Akan ada informasi bencana yang terjadi di sekitar dalam bentuk peringatan di TV. Mungkin masyarakat di rumah bisa segera menyelamatkan diri jika terjadi gempa atau tsunami,” ujarnya.

 

(kesalahan)