Washington – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memberi wewenang kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang dipasok AS untuk menyerang Rusia, sebuah eskalasi baru dalam konflik Rusia-Ukraina dan meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan pecahnya Perang Dunia III.
Para pejabat AS telah mengkonfirmasi langkah Biden, yang mewakili perubahan besar dalam kebijakan Washington mengenai penggunaan senjata di Ukraina, hanya beberapa bulan sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih Donald Trump.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berupaya selama berbulan-bulan untuk mencabut larangan terhadap rudal yang dipasok AS, yang dikenal sebagai ATACMS, yang memungkinkan Kiev melakukan serangan di luar perbatasannya, termasuk ibu kota Moskow dan St Petersburg.
Putin tidak mengomentari laporan hari Minggu itu, meskipun pejabat senior Kremlin lainnya menyebutnya sebagai eskalasi yang serius, lapor BBC.
Keputusan Washington mengenai ATACMS terbatas pada melindungi pasukan Ukraina di wilayah Kursk Rusia, tempat Kiev melancarkan serangan mendadak pada bulan Agustus.
Intinya, pemerintahan Biden mengatakan kepada Ukraina bahwa mereka akan mendukung upaya Ukraina untuk mempertahankan sebagian kecil wilayah Rusia yang saat ini didudukinya sebagai alat tawar-menawar yang kuat dalam potensi negosiasi di masa depan.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The New York Times dan The Washington Post bahwa persetujuan Biden atas penggunaan ATACMS oleh Ukraina adalah sebagai tanggapan atas keputusan Rusia yang mengizinkan pasukan Korea Utara berperang di Ukraina.
Ukraina sebelumnya memperkirakan terdapat 11.000 tentara Korea Utara di Kursk. Rusia tidak menyangkal atau mengkonfirmasi kehadiran pasukan Korea Utara dalam konflik tersebut, meski sejauh ini belum ada bukti keberadaan mereka.
Keputusan Biden untuk mengizinkan penggunaan ATACMS berpotensi mendorong Inggris dan Prancis mengambil langkah serupa untuk memasok senjata kepada Ukraina, termasuk rudal Storm Shadow.
ATACMS dapat menjangkau jangkauan hingga 300 km dan sulit dicegat karena kecepatannya yang tinggi.
Bulan lalu, Zelensky mengkonfirmasi bahwa Ukraina untuk pertama kalinya menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok AS untuk menyerang fasilitas Rusia di timur negara itu.
(dka)