Mengapa begitu banyak orang terjebak dalam siklus hubungan yang beracun atau penuh kekerasan di balik keputusan untuk tetap tinggal, termasuk masalah emosional dan fisik. Ada beberapa faktor yang mengakar. Oleh karena itu, korban membutuhkan banyak dukungan emosional dari orang-orang di sekitarnya.

Ringkasan dari The Times of India pada Jumat (15 November 2024). Pakar kesehatan emosional dan mental Arouba Kabir berbagi beberapa alasan mengapa sulit bagi orang untuk meninggalkan hubungan yang beracun atau penuh kekerasan dengan mudah.

1. Keputusasaan Orang-orang yang berada dalam hubungan yang penuh kekerasan sudah memiliki harga diri yang rendah, baik sejak awal maupun seiring berjalannya waktu, dan pelecehan serta kekerasan yang mereka alami telah merusak harga diri mereka, membuat mereka putus asa untuk hidup mandiri. Itu bisa saja terjadi. Ketika Anda terus mengalami pengalaman buruk, Anda menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak berharga dan tidak pantas mendapatkan lebih.

2. Tekanan sosial dan budaya Ekspektasi sosial, keyakinan agama, dan norma budaya seringkali membuat masyarakat takut untuk meninggalkan suatu hubungan, khususnya pernikahan. Apalagi bagi pasangan yang sudah mempunyai anak, mungkin mereka takut dihakimi, dipermalukan, dan diejek oleh lingkungan.

3. Ikatan setelah trauma: Sikap panas dan dingin biasa terjadi dalam hubungan yang penuh kekerasan. Sikap ini belum tentu menyinggung. Karena pelecehan yang disertai kekerasan dan belas kasih terjadi berulang-ulang, dan setiap kali pelecehan terjadi, pelaku sering kali menunjukkan kebaikan dan penyesalan kepada korban. Perubahan sikap ini memungkinkan korban menjadi terikat secara emosional dengan pelaku.

4. Harapan untuk perubahan: Punya harapan bahwa pasangan Anda akan berubah atau hubungan akan membaik, terutama jika pelaku meminta maaf, berjanji tidak akan melakukannya lagi, atau menunjukkan penyesalan atas tindakannya. Siklus penyalahgunaan dan pemulihan hubungan ini dapat menciptakan keterikatan yang sulit dihilangkan.

5. Takut akan pembalasan Dalam banyak hubungan yang beracun dan penuh kekerasan, terdapat ketakutan yang serius akan pembalasan jika korban meninggalkan pelaku kekerasan. Penolakan berada di garis depan pikiran korban, dan pelaku kekerasan dapat mengancam akan menyakiti korban, dirinya sendiri, dan jika pasangannya mempunyai korban, maka anak-anaknya. Korban percaya bahwa lebih baik tetap bersama dan melanjutkan hubungan daripada mengakhirinya.

Memahami kelima alasan ini akan membantu Anda menjadi lebih sadar akan individu dan orang-orang di sekitar mereka yang sedang berjuang dengan keputusan yang rumit dan akan memberi Anda dukungan proaktif karena keputusan tersebut tidak mudah untuk diselesaikan.

(qlh)