JAKARTA – Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada bertujuan memberantas seluruh kampung narkoba dan menutup jalur masuk peredaran narkoba dalam amanat 100 hari Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Wahyu mengatakan, target pemberantasan narkoba dalam 100 hari merupakan komitmen Bareskrim Polri dalam mendukung program Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran.
Pemberantasan narkoba termasuk dalam cita-cita Asta ketujuh Presiden Prabowo Subianto, yakni memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi, narkoba, perjudian, dan barang selundupan, kata Wahyu dalam keterangan tertulisnya, Senin. (11/4/2024).
Wahyu mengatakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah memberikan perhatian khusus terhadap pemberantasan narkoba dari atas ke bawah. Oleh karena itu, ia mengatakan perang terhadap narkoba akan terus dilakukan hingga ke akar-akarnya.
“Selain membahayakan kesehatan, narkoba juga dapat menyebabkan gangguan jiwa dan yang berbahaya adalah merugikan generasi baru. Kita sedang menghadapi bonus demografi yang akan mengantarkan Indonesia emas pada tahun 2045. Jika generasi baru terkena narkoba, juga akan menjadi beban yang besar bagi kita semua,” kata Wahyu.
Untuk itu, Wahyu memerintahkan seluruh jajarannya untuk menegakkan hukum dan mengubah desa-desa tempat peredaran obat-obatan terlarang menjadi daerah bebas narkoba. Ia juga mendorong aparat di tingkat daerah untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk mencegah peredaran narkoba.
“Mengubah desa yang menjadi tempat terjadinya peredaran gelap narkoba menjadi desa bebas narkoba. Memiliki daya jera dan preventif terhadap peredaran gelap narkoba,” kata Wahyu.
Selain kampung narkoba, Wahyu mengaku sudah meminta jajarannya untuk mengidentifikasi dan menutup jalur masuknya narkoba dari jaringan internasional ke Indonesia. Mulai dari jalur laut, udara, dan darat.
Meski demikian, dia mengakui penutupan jalur peredaran narkoba, khususnya jalur laut, bukanlah perkara mudah. Meski begitu, Wahyu mengatakan pihaknya akan terus menindak pelaku yang masih berusaha mengedarkan narkoba di Indonesia.
“Salah satu caranya dengan gotong royong, kerja sama. Kita kerja sama dengan Bea dan Cukai, kita pakai kapalnya, kita kerja sama dengan Baharkam yang punya satuan polisi udara dan air,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wahyu juga mengaku telah memberikan instruksi khusus kepada aparat kepolisian di wilayah perbatasan agar lebih aktif dalam melacak dan menindas jaringan narkoba.
Ia juga berpesan agar pendeteksian kasus narkoba tidak hanya fokus pada pencarian kuantitas saja. Wahyu meminta jajaran narkoba mengungkap tuntas jaringan narkoba kepada pelaku utamanya.
“Kita kejar jaringannya. Kalau ada kasus yang kita temukan, yang harus kita bongkar adalah jaringannya. Kalau satu orang kita tangkap, lalu kita penjarakan yang lain, ini tidak akan selesai,” tutup Wahyu.
(ara)