JAKARTA – Warga dihebohkan dengan penikaman hingga tewas yang dilakukan sekelompok orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Provinsi Sampang, Jawa Timur. Diketahui, korban disaksikan rekan calon (paslon) Jimad Sakteh.
Wakil Ketua DPP PKB Nadya Alfi Roihana mengecam keras peristiwa yang menyebabkan satu orang meninggal dunia. PKB mengecam keras segala bentuk kekerasan, terutama yang terjadi dalam konteks demokrasi.
Kekerasan ini tidak hanya merusak nilai-nilai demokrasi, tetapi juga merusak tatanan kehidupan bermasyarakat yang seharusnya berlandaskan perdamaian dan persatuan, kata Nadya, Senin (18/11/2024) di Jakarta.
Pemilu, salah satu pilar terpenting demokrasi, merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi politiknya secara damai dan bermartabat.
Ia mengingatkan, pilkada harus berlangsung bahagia dan demokratis, dan bukan menjadi alasan untuk saling serang. Jangan biarkan ekstremisme buta terhadap teman-teman di masa depan membahayakan perdamaian dan keharmonisan yang telah kita bangun bersama.
Menurut dia, perbedaan preferensi merupakan hal yang wajar dalam negara demokrasi, namun tidak boleh berujung pada permusuhan dan kekerasan.
Segala bentuk kekerasan hanya akan menimbulkan luka sosial yang semakin dalam di masyarakat. Terlebih lagi, perpecahan akibat konflik semacam ini seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, kata Nadya.
Nadya mengimbau warga Kabupaten Sampang tetap tenang dan tidak membuat marah pihak-pihak yang berusaha memanfaatkan situasi untuk kepentingannya sendiri.
“Kami memahami kejadian ini menimbulkan kesedihan yang mendalam, namun kami juga mengingatkan semua pihak untuk tidak memperburuk situasi. Jangan biarkan konflik ini meluas dan merusak persatuan kita,” ujarnya.
Partai Kebangkitan Bangsa sebagai partai yang selalu menjunjung tinggi nilai keadilan dan persatuan berkomitmen untuk terus menjaga demokrasi dan transparansi yang sehat.
Dalam situasi sulit saat ini, PKB mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu, menjaga keamanan dan mendahulukan kepentingan nasional.
“Tidak ada partai demokrasi yang layak mendapatkan nyawa manusia. Mari kita jaga pilkada ini dengan damai, bermartabat, dan hindari kekerasan,” pungkas Nadya.
(fmi)