Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan hingga minggu ke-46 tahun 2024, terdapat 218.356 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Sedangkan korban meninggal sebanyak 1.259 orang.

Dokter Anak, Ph.D. Dewi Sari, SpA mengatakan, berdasarkan data tersebut, pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama-sama menetapkan langkah-langkah kuat untuk mencegah penyakit demam berdarah. Sebab demam berdarah bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.

“Demam berdarah bisa menular kepada siapa saja, tidak peduli di mana mereka tinggal, usia atau gaya hidup mereka,” kata dr Devi baru-baru ini.

Dr Dewi menambahkan, dalam tiga tahun terakhir, jumlah kasus DBD tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun. Sedangkan yang paling berisiko meninggal akibat DBD selama tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun. 

“Ini menjadi pengingat bahwa pencegahan tidak bisa ditunda dan harus dimulai dari sekarang. Apalagi DBD bisa menular berkali-kali pada seseorang. Oleh karena itu, terkena DBD tidak membuat kita kebal terhadap virus tersebut,” jelasnya.

“Virus dengue terdiri dari empat serotipe, dan jika Anda tertular satu serotipe, Anda masih bisa tertular serotipe lain, dan seringkali risiko infeksi berikutnya lebih parah,” ujarnya.

Dr Dewi menambahkan, perlindungan menyeluruh terhadap keluarga merupakan langkah awal menuju terciptanya masyarakat yang lebih kuat, lebih aman, dan bebas dari dampak demam berdarah. 

“Selain pentingnya penerapan 3M Plus, metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi dapat memberikan perlindungan tambahan bagi keluarga,” jelasnya.

Hal ini penting tidak hanya bagi anak-anak, tetapi bagi seluruh anggota keluarga. Karena ketika kita melindungi diri kita sendiri dan keluarga kita, kita melindungi komunitas kita. 

Saat ini, perkumpulan dokter seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksinasi demam berdarah untuk anak usia 6-18 tahun, dan Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksinasi demam berdarah untuk anak usia 19-45 tahun. . Persatuan Dokter Kerja (PERDOKI) memberikan pelayanan kepada pekerja yang berada atau bepergian ke daerah endemis. 

Namun vaksinasi harus komprehensif atau pada anak-anak harus mengikuti pedoman vaksinasi yang dikeluarkan IDAI untuk memberikan perlindungan yang optimal, tutupnya.

(qlh)

(qlh)