JAKARTA – Korea Selatan (Korsel) dikejutkan dengan pengumuman Presiden Yoon Suk-yeol melalui siaran langsung televisi pada Selasa (12/3/2024) yang menyatakan keadaan darurat militer telah diterapkan. Namun kebijakan ini dicabut setelah sekitar 6 jam berlaku.
Melalui Reuters, militer Korea Selatan telah mengeluarkan perintah yang melarang demonstrasi, proses parlemen dan partai politik, serta menempatkan media di bawah kendali pemerintah. Selain itu, perintah tersebut memerintahkan para dokter yang mogok untuk kembali bekerja dan mereka yang terbukti melanggar dapat ditangkap tanpa surat perintah. Tentara militer, yang mengenakan masker dan bersenjatakan senjata, pelindung tubuh, dan peralatan penglihatan malam, memasuki gedung Majelis Nasional dan menghadapi kelompok yang menentang mereka dengan mobil pemadam kebakaran.
Bagaimana darurat militer yang terjadi di Korea Selatan saat ini? Apa perbedaan darurat sipil?
Meski sama-sama melibatkan intervensi pemerintah, namun terdapat perbedaan signifikan dalam penerapan dan dampaknya terhadap masyarakat. Berikut penjelasan perbedaan darurat sipil dan darurat militer.
Menurut Public Emergency Alerting Services Inc. (PEASI), darurat sipil adalah situasi yang diumumkan oleh pejabat pemerintah untuk mengingatkan masyarakat akan potensi bahaya yang mengancam keselamatan jiwa dan harta benda. Peringatan ini biasanya dikeluarkan oleh pemerintah di tingkat nasional, provinsi, atau kota. Tujuannya adalah untuk memberi informasi kepada warga tentang bahaya yang mungkin terjadi atau sedang terjadi.
Sementara itu, keadaan darurat sipil mencakup pelepasan bahan-bahan berbahaya, jebolnya bendungan, ancaman teroris, banjir, dan bahkan pandemi seperti Covid-19.
Peringatan darurat sipil dimaksudkan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang keadaan darurat yang sedang atau akan terjadi dan untuk memberikan panduan tentang cara menjaga keselamatan pribadi. Meskipun beberapa orang menganggapnya mengganggu, tindakan pencegahan ini sering kali menyelamatkan nyawa seseorang.
Warga yang mendapat teguran diminta berhenti, membaca atau mendengarkan informasi yang diberikan dan mengikuti instruksi dengan seksama. Peringatan ini biasanya dikeluarkan setelah penilaian situasi yang cermat untuk memastikan keselamatan masyarakat.
Meskipun darurat sipil berkaitan dengan kehati-hatian dan perlindungan warga sipil, darurat militer jauh lebih ekstrem dan jarang ditegakkan.
Menurut laman Very Law, darurat militer terjadi ketika otoritas militer menggantikan pemerintahan sipil dan diberi kewenangan penuh untuk menangguhkan hak-hak sipil. Hal ini biasanya terjadi dalam situasi krisis yang parah seperti perang, pemberontakan atau invasi asing.
Ketika darurat militer diumumkan, otoritas militer mempunyai wewenang tak terbatas untuk memberlakukan dan menegakkan hukum. Hal ini diterapkan hanya ketika otoritas sipil kehilangan fungsinya atau menjadi tidak efektif. Dalam keadaan darurat militer, hak-hak dasar warga negara, seperti kebebasan berbicara, kebebasan bergerak dan perlindungan dari penangkapan tanpa proses hukum, dapat ditangguhkan. Pengadilan sipil juga digantikan oleh pengadilan militer.
Darurat militer umumnya dianggap sebagai upaya terakhir dan hanya diumumkan ketika hukum dan ketertiban telah benar-benar rusak. Keputusan ini, meskipun sah secara hukum, dapat menimbulkan ketegangan dan perlawanan di dalam perusahaan.
(Oh)