TEL AVIV – Enam warga Israel tewas dan beberapa lainnya terluka ketika pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah orang-orang di kawasan Jaffa Tel Aviv. Menurut polisi setempat, serangan mematikan itu dimulai di gerbong kereta dan berlanjut di peron.

Beberapa media Israel, seperti dikutip BBC, melaporkan jumlah korban tewas mencapai delapan orang, meski belum jelas apakah jumlah tersebut termasuk para penyerang. Penembakan itu terjadi tak lama sebelum serangan rudal Iran terhadap Israel dimulai.  

Media Israel JNS mengutip petugas polisi di tempat kejadian yang mengatakan bahwa serangan teroris itu melibatkan setidaknya dua pria bersenjata yang keluar dari gerbong kereta dan menembaki orang-orang yang menunggu di salah satu stasiun kereta ringan di Jerusalem Boulevard, Jaffa.

Pelakunya disebut-sebut adalah dua teroris Palestina, warga Hebron di Yudea, yang dilaporkan melintasi perbatasan Israel di kawasan Yerusalem sebelum tahun 1967. Pelaku dibunuh di tempat oleh petugas polisi, petugas keamanan kota, dan warga sipil bersenjata.

Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan tubuh tak bergerak berserakan di seberang jalan. Polisi mengatakan pria bersenjata dan penyerang lain yang membawa pisau “menetralisir” masyarakat dan menggambarkan motifnya sebagai “teror.” Identitas para pelaku belum dirilis. 

Dalam insiden tersebut, polisi terlihat berlindung di lokasi kejadian ketika roket dan rudal pertahanan udara terbang di atas kota dan sirene serangan udara dibunyikan. 

The Jerusalem Post mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa mereka awalnya mengira suara tembakan itu adalah kembang api sebelum menyadari “yang terjadi adalah sesuatu yang jauh lebih buruk.”

“Ada banyak tembakan. Kami terjatuh ke tanah dan orang-orang menangis. Saya melihat ada yang berdarah di tanah,” tambahnya. 

Sementara itu, Haartez mengutip seorang saksi mata yang berada di sinagoga saat penyerangan terjadi. “Di antara para peziarah terdapat petugas medis yang menjadi sukarelawan untuk MDA (layanan ambulans Israel).

Saksi mata Benjamin Ratzon menggambarkan suasana saat itu; “Orang-orang tergeletak di tanah dan menyuruh saya merunduk,” katanya kepada Reuters. 

Tambahnya, ketika dia melihat teroris berdiri di depanku. “Dia ingin melakukan sesuatu dan pasukan keamanan tiba di tempat kejadian dan berlari ke arahnya.”  

(MER)