JAKARTA – Kecerdasan buatan (AI) semakin banyak digunakan di berbagai industri, terutama yang berkaitan dengan teknologi. Namun, kecerdasan buatan masih memiliki banyak keterbatasan dalam kinerja manusia.  

Salah satu keterbatasan tersebut terkait dengan desain ruang dan bidang gaya pribadi. Hal tersebut diungkapkan CEO startup Dekoruma, Dimas Harry Priawan, saat jumpa pers di Jakarta.  

“Kita banyak ditanya: Bisakah merancang bangunan dengan menggunakan kecerdasan buatan? Jawabannya: belum,” kata Dimas dalam sambutannya pada acara PKB Power Lunch, Kamis (6/06/2024).  

Dimas yakin AI akan mampu mewujudkan hal tersebut di masa depan, namun ia belum bisa memastikan apakah hal tersebut akan tercapai dalam waktu dekat atau jangka panjang.  

“Bisakah kita melanjutkannya? Tentu saja, saya tidak yakin apakah itu akan terjadi dalam lima, 10, atau 50 tahun. 

Lebih lanjut, Dimas mengatakan Dekoruma untuk mulai terjun di sektor rumah tangga dan industri rumah tangga menggunakan teknologi AI untuk mengelola bisnisnya. Namun penggunaan kecerdasan buatan tidak dimaksudkan untuk menggantikan kemampuan manusia.  

“Lita tidak menggantikan orang karena kita menangani kasus yang sangat manusiawi,” ujarnya.  

Menurut Dimas, Dekoruma menggunakan kecerdasan buatan untuk memudahkan pelanggan memilih jenis desain yang diinginkan.  

“Tapi kalau desainernya repot-repot menggambarnya, itu akan memakan waktu setengah jam, dan jika menggunakan akal sehat, hanya beberapa menit saja,” kata Dimas.  

Berdasarkan hasil ide AI, pelanggan dapat memahami desain seperti apa yang tidak mereka inginkan, sehingga desainer dapat bekerja lebih mudah dan cepat.  

“Dalam hal ini kecerdasan buatan sangat berguna, namun tidak menggantikan desain sebenarnya,” tutupnya.  

(dk)