JAKARTA – Calon Gubernur (cagub) DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) berharap keberhasilan Program Kredit Masyarakat Ekonomi (Kredit Mesra) yang dirintisnya di Jawa Barat bisa direplikasi di Jakarta.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini meyakini program pinjaman tanpa agunan mampu mengubah kehidupan kelompok rentan menuju kesejahteraan dan membebaskan masyarakat dari jebakan pinjaman online (pinjol).
“90 persen lebih perusahaan yang ada di Jakarta adalah UKM, dan jiwa wirausaha di Jakarta sangat tinggi. Setiap saya berkunjung saya tanya siapa yang mau buka usaha, banyak yang antusias angkat tangan,” kata RK . kepada wartawan, Kamis (21/11/2024).
Jadi menjalankan usaha kecil-kecilan ini merupakan solusi terbaik untuk membangun harkat dan martabat masyarakat Jakarta, lanjutnya.
Pinjaman persahabatan ini, kata RK, akan ditujukan kepada warga yang tidak mampu membayar ke bank. Perang Dunia 4 tahun 2018, mereka tidak memiliki aset untuk dijadikan jaminan.
“Bank kita tidak bisa memberikan pinjaman ke kelompok ini, jadi lari ke hiu. Kenapa? Karena rentenir dan rentenir keliling tidak butuh agunan, tapi bunganya bisa sampai puluhan ratus,” ujarnya.
Kredit ramah adalah skema pinjaman produk yang diberikan lembaga keuangan kepada suatu kelompok tanpa memerlukan agunan. Pengalaman di Jawa Barat menunjukkan peminjam disiplin mencicil ketika tingkat kredit bermasalah (NPL) mendekati nol. “Yang utama adalah silaturahmi antar anggota kelompok,” kata Ridwan Kamil.
“Satu kelompok ada 5 orang, kalau 1 ada masalah, 4 mempertimbangkan. NSAID hampir nihil,” ujarnya.
Jika Ridwan Kamil terpilih sebagai Gubernur Jakarta, ia akan mengulangi kesuksesan Kredit Mesra di Jakarta dengan memberikan pinjaman” mulai dari Rp 500.000.
Setelah membuka akses permodalan, Ridwan Kamil mengembangkan operasi malam bebas mobil untuk lebih merevitalisasi aktivitas UMKM. Ia juga secara khusus menyebut Gen Z.
“Kalau car free day lebih untuk bersenang-senang, car free night itu pasar malam. Itu terjadi setiap bulan di 44 kecamatan di Jakarta,” ujarnya.
“Gen Z sering terdesak. Bukan di kelompok rentan, tapi juga tidak di atas. Jadi target kita buka 1 juta lapangan pekerjaan, 600 ribu di sektor formal, generasi Z akan datang ke sini. Setelah itu, 300 ribu akan datang.” datang secara informal dan 100 ribu akan bekerja tetap,” tutupnya.
(dinding)