Penampilan para menteri kabinet merah putih pemerintahan Prabowo-Gibran dengan seragam militer bergaris dan bertopi sukses menyedot perhatian publik.
Hal itu tercermin dalam kegiatan retret di Akademi Militer (Akmil), Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25 Oktober 2024). Mereka mengenakan seragam militer bergaris.
Bukan Sekadar Seragam, Ternyata Ada Sejarah dan Alasan Kenapa Seragam Militer Mirip TNI Bermotif Garis. Berikut ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Pola kamuflase
Seragam kamuflase pertama kali digunakan oleh unit militer untuk melindungi diri dari tembakan musuh pada awal abad ke-19. Satuan tentara pertama yang mengadopsi warna bergaris adalah Resimen Senapan ke-95 dan Resimen Senapan ke-60. Resimen ini dibentuk pada masa Perang Napoleon pada abad ke-18 untuk memperkuat garis pertempuran Inggris.
Mereka membawa beberapa jenis senjata dengan bayonet dan jaket hijau, berbeda dengan resimen lain yang mengenakan pakaian berwarna merah tua. Berbeda dengan pasukan militer asing yang berseragam coklat. Anggota TNI justru memilih hijau. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan karena medan di Indonesia didominasi oleh pepohonan hijau, tanah, dan kayu.
Seragam kamuflase membuat kehadiran mereka sulit dideteksi musuh, sehingga mengurangi risiko tertembak dalam pertempuran.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Angkatan Darat AS yang membutuhkan waktu sekitar 30 detik bagi manusia untuk mengidentifikasi objek yang terselubung.
Di dunia militer, kamuflase merupakan bagian dari teknik bertahan hidup atau survivability. Pada dasarnya manusia mempunyai kesadaran untuk berkamuflase guna mempertahankan hidupnya.
Seperti kisah seorang pemburu Amerika yang dikutip dari artikel berjudul “The Art and Science of Military Camouflage” karya Caitlin Hu.
2. Populer di berbagai negara Pola kamuflase hijau digunakan kembali pada Perang Dunia Pertama (PDI), dimana korps pasukan Perancis yang dipimpin oleh Lucien-Victor Guirand de Scévola mengenakan seragam hijau secara khusus, yang segera disusul oleh Inggris dan Amerika Serikat. Amerika.
Setelah Perang Dunia Pertama, muncul pola kamuflase bergaris yang saat ini menjadi standar berbagai tentara dunia. Seperti pola garis “kamuflase sliver”.
Pola kamuflase empat warna ini (coklat, hijau, hitam dan khaki) merupakan pola “bergaris” pertama di dunia dan telah digunakan oleh Wehrmacht Jerman sejak tahun 1931. Saat itu, pola kamuflase ini banyak digunakan untuk ponco atau jas hujan.
Seiring berjalannya waktu pola garis ini berkembang dan benar-benar dipopulerkan oleh militer Jerman.
Untuk memaksimalkan fungsinya sebagai alat kamuflase, pola garis pada seragam militer dikembangkan lebih lanjut. Variasi warnanya tergantung pada kondisi medan di negara masing-masing.
Pada tahun 2009, Vectorworldmap.com membuat peta negara yang memberikan gambaran umum tentang tipe lingkungan di setiap negara serta pola kamuflase pasukannya. Beberapa di antaranya adalah:
*TNI menggunakan motif M81 Woodland kombinasi warna hijau, coklat muda dan coklat tua. * Pasukan tentara di Timur Tengah memilih motif garis yang dipadukan dengan warna coklat muda. * Negara gurun seperti Mesir dan Arab Saudi memakai warna coklat dan abu-abu. * Sedangkan kawasan hutan subur di selatan Sahara berwarna hijau tua.
(qlh)