Makanan ultra-olahan (UPF) sering dipilih karena kemudahan konsumsi dan kesederhanaannya. Namun, sebuah penelitian di Harvard mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan ultra-olahan justru dapat membahayakan otak seseorang. Artikel tersebut diterbitkan di jurnal Neurology
Dirilis kepada ORANG Selasa (24 September 2024), penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi makanan dalam jumlah besar mungkin ada kaitannya dengan stroke dan demensia. Demensia dikatakan terjadi pada orang paruh baya jika terlalu banyak mengonsumsi kue, permen, burger, dan minuman berkarbonasi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat konsumsi produk yang lebih tinggi menyebabkan risiko stroke yang lebih tinggi. Hal ini mengarah pada kesimpulan bahwa pengolahan makanan berperan penting dalam kesehatan otak secara keseluruhan. Salah satu hal yang membuat makanan ultra-olahan berbahaya bukan hanya karena tingginya kalori.
Namun, peneliti juga menemukan bahwa bakteri di usus dapat diganggu oleh makanan produksi industri yang mengandung zat aditif tingkat tinggi. Hal ini dapat menyebabkan penyakit kronis akibat peradangan yang terjadi di dalam tubuh akibat zat aditif.
“Sebagian besar makanan olahan tidak sehat, dan semakin banyak Anda makan, semakin tinggi risiko Anda terkena berbagai penyakit,” kata Frank Hu, Profesor Nutrisi dan Epidemiologi di Harvard Th Chan.
Studi ini mengambil data dari lebih dari 30.000 orang dewasa berusia 45 tahun ke atas dan diperiksa oleh Harvard Medical School selama 11 tahun. Metode pengumpulan datanya berupa kuesioner tentang makanan yang dikonsumsi orang dewasa. Penelitian tersebut kemudian menyimpulkan bahwa pada akhir penelitian diketahui 1.108 peserta menderita stroke dan 768 orang didiagnosis mengalami gangguan kognitif.
“Temuan kami menunjukkan bahwa tingkat pengolahan makanan memainkan peran penting dalam kesehatan otak secara keseluruhan,” kata Dr. William Taylor Kimberly, penulis utama studi tersebut.
(singa)
(singa)