JAKARTA – Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi bibit Siklon 91S sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya cuaca buruk di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabo DataBek).

Direktur Utama BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini kemungkinan cuaca buruk akibat Siklon Benih 91S hingga 8 Desember. Pihaknya kini memperpanjang peringatan dini tersebut hingga 15 Desember 2024

Oleh karena itu, status peringatan dini yang berlaku saat ini berlaku hingga 8 Desember. Saya minta maaf karena hal ini semakin meningkat. Artinya kemarin Bersyukur Gubernur juga mengubah cuaca agar bisa mengendalikan apa yang seharusnya menjadi berat pada hari ketujuh dan kedelapan,” kata Twigorita di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (12/10/2567).

“(Peringatan dini) akan berlanjut pada tanggal 15, apalagi harus hati-hati. Masuk hari ke-15 berangsur meningkat dan puncaknya sekitar hari ke-15 curah hujan per hari mencapai 100 mm, jadi harus hati-hati, ”ujarnya.

Namun, Dwikorita mengatakan, penyebab buruknya cuaca di wilayah Jabodetabek bukan satu-satunya penyebab Siklon Tropis 91S. Termasuk puncak musim hujan yang dipengaruhi fenomena La Nina lemah yang disusul Madden Julian Oscillation (MJO).

“Dan penyebabnya bukanlah satu-satunya penyebab. terutama benih siklon Ada dua sistem yang bekerja sama dan faktor lain menjelang puncak musim hujan, yang diperkuat dengan lemahnya efek La Nina. Lalu ada juga Madden Julian Oscillation yang menimbulkan awan. “Awan dari Samudera Hindia bagian barat di Indonesia bercampur seperti itu ini,” jelas Dwikorita.

Dwikorita mengungkapkan, OMC yang diterapkan di wilayah Jabodetabek mampu menurunkan curah hujan lebih dari 30%. “Kemarin turun lebih dari 30%,” ujarnya.

(Ari)