KOTA VATIKAN – Sedikitnya 22 orang, termasuk lima anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Sabtu malam (21 Desember 2024), menurut pejabat medis Palestina. Meskipun demikian, komunitas kecil Kristen di Jalur Gaza terus mengadakan pertemuan menjelang Natal.
Menurut PBS, pemimpin Gereja Katolik Tanah Suci, Kardinal Pierre Battista Pizzaballa, diizinkan melakukan perjalanan ke Gaza untuk bergabung dengan kelompok tersebut sementara drone Israel masih terdengar di luar. Salah satu serangan terbaru Israel menghantam sebuah sekolah tempat warganya meninggalkan Kota Gaza, menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk tiga anak-anak. Militer Israel mengklaim serangan itu menyasar militan Hamas yang bersembunyi di wilayah tersebut.
Serangan lain terjadi di sebuah rumah di Deir al-Balah, menewaskan delapan orang, termasuk tiga wanita dan dua anak. Rumah Sakit Martir Al-Aqsa mengatakan militer Israel mengklaim serangan itu ditujukan kepada teroris Jihad Islam. Enam orang lagi tewas dalam serangan terpisah pada Minggu (22 Desember 2024), menurut rumah sakit setempat.
Dalam keadaan tersebut, puluhan warga menghadiri Gereja Ortodoks Keluarga Kudus di Kota Gaza secara massal yang dipimpin oleh Kardinal Pizzaballa.
“Saya ingin mengatakan bahwa tidak hanya dunia Kristen, tapi seluruh dunia mendukung Anda,” kata Pizzaballa dalam khotbahnya. Maka perang akan berakhir dan kita akan membangun kembali.
Sementara itu, Paus Fransiskus kembali mengecam tindakan Israel di Jalur Gaza. Dalam pesan Natal tahunannya, ia menyatakan keprihatinannya atas serangan yang telah merenggut nyawa anak-anak.
“Anak-anak dibom kemarin. Ini bukan perang. Ini brutal. “Saya ingin menyampaikan hal ini kepada Anda karena ini sangat menyentuh hati saya,” katanya kepada staf di Vatikan, badan administrasi pusat Vatikan, seperti dikutip Anadolu Agency.
Paus juga mendukung seruan untuk menyelidiki apakah tindakan Israel di Gaza merupakan genosida, seperti yang disimpulkan oleh Amnesty International dan Human Rights Watch. Mahkamah Internasional sedang menyelidiki tuduhan genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan.
Paus Fransiskus mengakhiri pesannya dengan doa untuk perdamaian dan bantuan bagi mereka yang terkena dampak perang. Ia menyerukan diakhirinya kekerasan dan rekonstruksi yang layak bagi semua komunitas di wilayah tersebut.
(dka)