JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan resmi memecat Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Gubernur terpilih Sumatera Utara Bobby Nasution sebagai kadernya. PDIP punya alasan serius untuk mencopot Jokowi beserta anak dan menantunya.

Acara yang dihadiri Jokowi dan keluarga itu menuai komentar dari Dino Patti Jalal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Juru Bicara Presiden. 

Berikut faktanya:

1. Jokowi, Gibran, dan Bobby dicopot dari PDIP

PDIP resmi mendepak Jokowi, Gibran, dan Bobby dari partai. Ketua Kehormatan PDIP Komarudin Vatubun mengumumkan pengunduran dirinya pada 16 Desember 2024.

Keputusan mengecualikan Jokowi dan keluarga itu memuat keterangan sebagai berikut:

Jokowi: SK nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024 Gibran: SK nomor 1650/KPTS/DPP/XII/2024 Bobby: SK nomor 1651/KPTS/DPP/XII/2024

Mereka dilarang melakukan kegiatan mengatasnamakan PDIP atau menduduki jabatan apapun. Salah satu alasannya adalah Jokowi dan keluarga tidak ikut serta dalam Pilpres 2024 dan tidak mendukung Ganjar Pranovo-Mahfoud yang diusung PDIP.

Namun mereka mendukung calon yang diajukan Koalisi untuk Maju Indonesia (KIM), yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

2. Dino Patti Jalal percaya itu karma politik

Dino Patti, mantan juru bicara SBY, menyebut pemecatan Jalal Jokowi sebagai “karma politik”.  Pada tahun 2021 ia kembali membuka upayanya mengambil alih Partai Demokrat dengan melibatkan Kepala Staf Presiden Moeldo (KSP).

Pada tahun 2021, ia dilantik menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Moeldo melalui Kongres Luar Biasa di Sibolangit (KLB), Sumatera Utara. Namun, Agus Harimurthy Yudhoyono, Ketua Partai Demokrat (AHY), menyebut langkah tersebut ilegal dan inkonstitusional.