JAKARTA – Aisiyya menggelar seminar bertajuk Refleksi Transisi Perempuan Menuju Indonesia Adil pada 22 November 2024 di gedung PP Muhammadiyah Jakarta. Anggota dan perwakilan Indonesia mengikuti acara yang diadakan pada 15-17 Januari 2025 di hadapan Tanvir Aisyah. organisasi perempuan
Salma Orbayina, Ketua Pimpinan Pusat Aisiya, mengatakan sebagai salah satu organisasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia, Aisiya berperan penting dalam perjuangan hak-hak perempuan dan kesejahteraan keluarga. Workshop ini tidak hanya menjadi bagian dari kegiatan pra tanwir saja, namun juga dalam rangka menyambut Hari Ibu pada tanggal 22 Desember 2024 dan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tanggal 4 Desember 2024 di Jakarta.
Dalam konteks ini, Aisiyya berperan aktif dalam pembentukan jaringan gerakan perempuan di Indonesia, termasuk berdirinya KOWANI pada tahun 1965 oleh Presiden KOWANI Jiwo Rubianto Wiyogo.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengkaji secara berkala sejarah dan perkembangan gerakan perempuan di Indonesia; memahami kontribusi gerakan perempuan terhadap pembangunan nasional di berbagai bidang, terutama di bidang pendidikan, ekonomi, dan politik; meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; dan mengembangkan rasa solidaritas perempuan serta memperkuat jaringan gerakan perempuan di Indonesia.
Masitoh Chusnan, pakar pendidikan Islam dan peneliti gerakan perempuan, mengatakan perempuan memegang peran penting baik di negara maupun di masyarakat. Masing-masing organisasi mempunyai perannya masing-masing dalam gerakan perempuan ini dan KOWANI menjadi payung gerakan perempuan dalam pembangunan bangsa melalui tiga pilar utama yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial, ketiga pilar tersebut tidak terlepas dari keadilan.
Menurut Siti Zuhro, peneliti kebijakan senior BRIN, keadilan mengharuskan pihak lain berkontribusi. “Keadilan harusnya memberikan kontribusi kepada orang lain. Keadilan itu Baldatun Toyyibatun Warobbun Gofur, Gemah Ripah loh Jinawi, mewujudkan Indonesia sejahtera dengan masyarakat sejahtera,” imbuhnya.
Aisyya memahami pentingnya peran gerakan perempuan dalam pembangunan bangsa, sehingga seminar kemarin bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada perempuan Indonesia tentang gerakan perempuan Indonesia dari berbagai sudut pandang, baik sejarah, sosial, politik dan kontribusinya. Women in National Development yang mengundang para pakar dan tokoh gerakan perempuan untuk berdiskusi tentang pengetahuan dan pengalaman. Gerakan Dakwah, Tajdid, Pendidikan dan Amal merupakan cerminan dari gerakan perempuan muslim progresif, kata Presiden LPPA PP Aisiyah Siti Syamsiyatoon.
“Ada tujuh karakter utama dalam konsep perempuan progresif. Ketujuh karakter tersebut adalah beriman dan takwa; taat beribadah; beriman; berpikir tajdid; “Jaga wastiyah, amaliyah sho dan inklusif”, kata Siti Syamsiyatun.
Ia menegaskan, Aisiyia memainkan peran strategis dalam membentuk arah gerakan perempuan nasional di Indonesia dan memberikan kontribusi penting dalam pembentukan kesadaran sosial dan pemajuan tempat perempuan dalam masyarakat yang adil.
Aisiyah merupakan salah satu organisasi perempuan di Indonesia yang fokus memperjuangkan hak-hak perempuan, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di berbagai bidang kehidupan serta advokasi keadilan. Sejak pertama kali berdiri yaitu pada tahun 1917, K.H. Ahmad Dahlan, Aysiyya konsisten memperjuangkan pembangunan pendidikan dan pemberdayaan perempuan di Indonesia dengan memberikan kontribusi nyata terhadap pemajuan kedudukan perempuan dalam masyarakat dan pembentukan kesadaran sosial.
(Ari)