Kondisi kesehatan Paus Fransiskus mirip flu saat ia bersiap melakukan perjalanan internasional. Melaporkan dari Scripps News (23/09/2024), Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Luksemburg pada Kamis, 26 September 2024, kemudian melanjutkan kunjungannya ke Belgia, dengan serangkaian kegiatan yang berujung pada Misa di Brussel pada Minggu. , 29 September 2024.
Meski harus membatalkan seluruh audiensi pada hari Senin karena gejala flu ringan, Vatikan mengatakan rencana Paus untuk mengunjungi Belgia dan Luksemburg akhir pekan ini masih sesuai jadwal. Juru bicara Vatikan Matteo Bruni menegaskan pembatalan audiensi baru berlaku pada Senin.
Ia juga mengatakan kepada wartawan, menjelang pengarahan resmi di Vatikan, bahwa perjalanan Paus Fransiskus akan berjalan sesuai rencana. Pagi ini, Vatikan mengumumkan pembatalan audiensi kepausan sebagai tindakan pencegahan.
Paus Fransiskus yang berusia 87 tahun telah menggunakan kursi roda selama dua tahun terakhir karena beberapa masalah kesehatan. Di usianya yang masih belia, ia menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya akibat infeksi saluran pernapasan. Dalam beberapa tahun terakhir, ia terus berjuang dengan banyak masalah kesehatan.
Sejak kembali dari perjalanan 11 hari ke empat negara Asia pada 13 September 2024, perjalanan terpanjang masa kepausannya, Paus memiliki jadwal yang padat. Sekembalinya, ia menghadiri berbagai audiensi, termasuk pertemuan dengan para uskup, audiensi pribadi dengan staf Vatikan, serta pertemuan besar pada hari Jumat dengan anggota gerakan kerakyatan.
Menurut kantor pers Takhta Suci, Paus Fransiskus saat ini menderita kondisi mirip flu. Musim gugur dan musim dingin yang lalu, Paus juga berulang kali mengalami wabah bronkitis kronis dan flu, yang menyebabkan pembatalan kunjungan singkat ke Dubai pada November 2023 untuk menghadiri konferensi iklim PBB.
Vatikan kemudian mengumumkan bahwa keputusan tersebut diambil atas saran dokter pribadi Paus. Paus Fransiskus akan merayakan ulang tahun ke-600 berdirinya universitas Katolik utama negara itu di Belgia. Selain itu, ia juga harus memberikan pelayanan kepada masyarakat Belgia yang selama bertahun-tahun terguncang dengan berbagai terungkapnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta dan upaya untuk menutupinya.
Perjalanan yang sibuk ke Asia, disusul kunjungan ke Belgia dan Luksemburg, diperkirakan akan menjadi ujian bagi kesehatan Paus, apalagi dengan jadwal musim gugurnya yang padat. Setelah kembali dari Belgia, ia akan memimpin sinode selama tiga minggu yang mencakup diskusi panjang dengan para uskup tentang masa depan Gereja.
Paus Fransiskus dijadwalkan mengadakan beberapa audiensi pada hari Senin, termasuk pertemuan dengan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Kepausan yang mengadakan sesi pleno di Vatikan, serta peserta kontes Natal. Vatikan kemudian merilis teks yang awalnya direncanakan Paus untuk disampaikan kepada kedua kelompok tersebut.
Paus Fransiskus menghadapi berbagai masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, ia harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari untuk menerima antibiotik intravena untuk mengobati infeksi saluran pernapasan. Dua tahun sebelumnya, pada tahun 2021, ia menjalani operasi untuk mengangkat bagian usus besarnya yang berukuran 13 inci.
Kemudian pada tahun 2023, ia kembali menjalani operasi untuk memperbaiki hernia di perutnya dan menghilangkan jaringan parut dari prosedur sebelumnya.
(Leo)