CANNES – Rider Tim LCR Honda, Johann Zarka tak terlalu khawatir dengan status barunya sebagai pebalap tertua di MotoGP 2025. Zarka mengaku semakin termotivasi bersaing dengan pebalap yang lebih muda darinya, ia pun semakin percaya diri dengan pengalamannya. . dia masih bisa berpartisipasi musim ini.

Ya, di usianya yang ke-34, Zarca menjadi pebalap tertua yang berkiprah di MotoGP 2025. Pasalnya, Aleix Espargaro memutuskan pensiun sebagai pebalap reguler.

Zarca sendiri memulai karir MotoGP pada musim 2017 bersama Tech3 Yamaha. Kini, bersama LCR Honda, ia telah membalap untuk empat pabrikan berbeda di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.

Rider asal Prancis itu bisa dikatakan terlambat untuk beralih ke kelas utama karena usianya saat itu sudah menginjak 27 tahun. Pasalnya, sebagian besar pebalap yang naik ke MotoGP masih berada jauh di bawah usianya. Johann Zarko. ig/lcr.team

Misalnya, Ai Ogura sedang promosi MotoGP 2025 bersama Trackhouse Aprilia setelah menjuarai Moto2 2024 di usia 23 tahun. Kemudian Fermin Aldeguer yang akan membalap Gresini Ducati musim depan baru akan berusia 20 tahun pada April 2025.

Meski demikian, Zarca mengaku punya motivasi ekstra jelang MotoGP 2025 sebagai pebalap tertua. Ia yakin dengan pengalaman yang dimilikinya, ia bisa ikut serta bersama juniornya.

Benar saya akan menjadi yang tertua, saya pikir Marc (Marquez) akan menjadi yang berikutnya, kata Zarca seperti dikutip Crash, Minggu (15/12/2024).

“Memiliki para rookie yang merasa bahwa mereka semua berusia 20 atau 22 memberi saya motivasi ekstra untuk melakukan yang terbaik agar merasa segar untuk melawan mereka. Namun, saya tahu bahwa saya bisa menebus banyak hal dengan pengalaman saya,” tambahnya.

Saat ini Zarca masih berjuang agar Honda kembali bersaing di papan atas setelah bergabung dengan LCR di MotoGP 2024. Beruntung ia sudah meraih kemenangan pertamanya di kelas premier pada Grand Prix Australia 2023, saat masih membela Pramac Ducati. Johan Zarka (LCR Honda) berlaga di balapan MotoGP Qatar 2024 (Foto: Twitter/@lcr_team)

Zarca pun mengaku sangat lega bisa mengakhiri penantian panjangnya untuk meraih kemenangan perdananya di MotoGP. Sebab, ia mendapatkannya di empat balapan terakhir bersama Pramac Ducati, sehingga nyaris tak bisa dimenangkan.

Butuh waktu yang sangat lama, dari 2017 hingga 2023. Kami kira tidak akan pernah terjadi, kata pembalap kelahiran 16 Juli 1990 itu.

“Jadi kalau terjadi bisa dibilang pressure drop,” tutupnya.

(RNR)