Generasi Beta adalah sebutan untuk orang yang lahir antara tahun 2025 hingga 2040. Nama “Beta” berasal dari alfabet Yunani, melanjutkan nama generasi sebelumnya yaitu generasi Alpha.

Generasi beta akan tumbuh di dunia yang terhubung dengan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan Internet of Things (IoT). Oleh karena itu, diprediksi mereka akan menjadi generasi yang paham bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut.

Dengan akses informasi yang cepat dan universal, generasi Beta akan memiliki pikiran terbuka terhadap berbagai budaya dan masalah sosial. Namun, mereka juga akan menghadapi tantangan baru, seperti ketergantungan pada teknologi digital dan berkurangnya interaksi sosial tatap muka.

Meski belum diteliti, namun banyak prediksi yang dapat dibuat berdasarkan kondisi sosial dan teknologi yang akan mereka hadapi. Dengan perkembangan saat ini, dapat diasumsikan bahwa mereka akan menjadi generasi yang menghargai perubahan, keberagaman, dan keberagaman.

Generasi ini juga diharapkan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung rasa ingin tahu dan partisipasi. Seperti generasi sebelumnya, mereka akan terpengaruh oleh perkembangan zaman, teknologi, dan peristiwa sosial yang membentuk mereka.

Seiring berjalannya waktu, kita akan melihat bagaimana semua ini memengaruhi mereka saat mereka bertumbuh, memperoleh kemandirian, dan terlibat dalam dunia mereka.

Untuk mempersiapkan generasi Beta, penting untuk menciptakan pendidikan yang mendukung teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan kepemimpinan yang tepat, Generasi Beta dapat menciptakan masa depan yang lebih baik.

(kebun)

(kebun)