JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan musim hujan tahun 2025 kemungkinan akan lebih mengkhawatirkan dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, fenomena cuaca yang berbeda-beda saling menguatkan sehingga patut diwaspadai. 

“Jadi secara ringkas, tahun 2024-2025 terlihat lebih mengkhawatirkan dibandingkan tahun 2023-2024 karena fenomena yang berbeda-beda saling memperkuat dan banjir di Medan, seperti di Sukabumi atau sebelumnya, merupakan bencana hidrometeorologi. musim.

Dvikorita menjelaskan, masyarakat harus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Situasi ini kemungkinan akan terus berlanjut hingga puncak musim hujan pada Januari-Maret 2025. 

“Sekarang saatnya hati-hati dan jangan hati-hati. Waspada maksudnya kalau ada yang mau lari, dia sudah duduk dan mulai lari, kalau sudah bangun berarti masih pemanasan, yaitu masih melakukan pemanasan. “Kami tidak melakukan pemanasan lagi, kami bersiap, kami duduk dan berlari,” ujarnya. 

Menurut Dvicorita, musim hujan kali ini berbeda dengan tahun lalu yang dipengaruhi El Nino dan berujung kekeringan. Kini, La Niña yang lemah dan fenomena lain seperti Mad Julian Oscillation (MJO), monsun barat yang basah, munculnya bibit siklon tropis, dan puncak musim hujan di Indonesia kemungkinan akan semakin meningkat. Risiko banjir, tanah longsor, dan angin kencang. 

“Bahkan (curah hujan) meningkat lebih banyak dibandingkan tahun 2023/2024. Dan kebetulan tahun itu ada El Niño yang tentu saja menyebabkan kekeringan ya? “Sekarang akan kembali terjadi La Niña, yang akan meningkatkan curah hujan, meski lebih sedikit,” kata Dvicorita.