JAKARTA – Direktur Jenderal Kepemimpinan Masyarakat Budha (Ditjen Bimas Buda) Kementerian Agama berkomitmen mengelola anggaran yang bisa langsung dirasakan masyarakat. Proses ini sejalan dengan program Kementerian Agama untuk masyarakat damai dan kehidupan beragama yang rukun. Komitmen tersebut juga sejalan dengan delapan pesan yang diterbitkan Kementerian Agama pada tahun 2025 pada poin pertama yaitu pengenalan nilai-nilai agama. Buddha Supriyadi, Direktur Jenderal Orientasi Masyarakat, menjelaskan komitmen pengelolaan anggaran ini penting untuk mendukung kehidupan bermasyarakat dan beragama yang semakin religius, rukun, toleran, dan damai. Mendorong praktik kerukunan beragama yang baik adalah pesan lain yang didorong untuk diterapkan. Menurut Supriyadi, pesan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia bercirikan toleransi, kesopanan, dan kerukunan antar masyarakatnya. Hal ini bisa menjadi kontribusi besar bagi Kementerian Agama dalam menjaga keharmonisan masyarakat. 1. Penguatan Orientasi dan Pendidikan Keagamaan Supriyadi menambahkan, pihaknya akan terus berupaya memperkuat program Kementerian Agama dengan mengembangkan berbagai sektor, antara lain pembangunan masyarakat, pelayanan keagamaan, kesetaraan beragama, dan penguatan ajaran agama Buddha. “Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab penting Dirjen Pembina Umat Buddha, kami akan mengadakan diskusi internal tentang kerukunan umat beragama dan memperkuat forum kerukunan umat Buddha. Sementara itu, kami tetap berupaya untuk benar-benar menciptakan yang berkualitas, inklusif dan bermanfaat pelayanan keagamaan yaitu bagi pasangan, pembinaan keluarga melalui bimbingan Hitta Sukkhaya dan tempat ibadah hai,” kata Supriyadi di Jakarta, Selasa (31/12/2024).

2. Percepatan sertifikasi pendidikan formal Di bidang pendidikan, jelas Supriyadi, Direktorat Jenderal Orientasi Umat Buddha akan melaksanakan pengembangan pendidikan tinggi dan pendidikan terpadu, salah satunya percepatan sertifikasi ajaran agama Buddha Dhammasekha . . “Percepatan pengenalan Dhamsekha menjadi fokus pengembangan pendidikan agama Buddha,” ujarnya. Selain itu, lanjut Supriyadi, Dirjen Kepemimpinan Buddha sedang mengembangkan sistem pendidikan yang berkualitas, terintegrasi, adaptif, dan realistis. “Caranya dengan mengembangkan standar pendidikan dan meningkatkan kapasitas pendidik dan tenaga pendidik,” kata Supriyadi. 3. Program gizi gratis bagi siswa Dhammasekha juga menjadi prioritas. Agenda dan rencana kerja tersebut dirancang untuk mencegah terbentuknya dan melatih generasi muda yang berkualitas. “Kami Dirjen Umat Buddha terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi umat Buddha di tingkat nasional dan melalui anggaran yang kami terima akan kami tingkatkan untuk masyarakat luas dengan model perencanaan yang strategis yaitu, analisis potensi dampak langsung terhadap masyarakat”, ujarnya. Supriyadi menambahkan, dengan hasil tersebut, anggaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat tingkat nasional setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2023 peningkatannya mencapai 99,74% yang merupakan peringkat pertama untuk cabang Eselon 1 pusat. Ia berharap pelaksanaan anggaran tahun 2024 bertujuan minimal sama dan mungkin lebih. Dengan pengelolaan anggaran yang transparan dan berkelanjutan, hal ini akan sangat membantu program pemerintah pusat dan daerah dalam membangun Indonesia yang berkemajuan.

(PENGENAL)