JAKARTA – Peretas terkena dampak perluasan browser web Google Chrome dari beberapa perusahaan dalam serangkaian serangan yang terlihat sejak pertengahan Desember lalu. Serangan ini telah dikonfirmasi oleh korban dan para ahli yang telah melakukan penelitian dan kajian.
Salah satu korban serangan ini adalah Cyberhaven, sebuah perusahaan perlindungan data yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS).
“Cyberhaven dapat mengonfirmasi keberhasilan serangan siber yang terjadi pada Hari Natal, yang memengaruhi ekstensi Chrome kami,” kata perusahaan itu, mengutip opini publik dari para pakar keamanan siber.
Perusahaan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu adalah “bagian dari serangan yang lebih luas yang menargetkan pengembang Chrome di banyak perusahaan,” lapor Reuters.
Cyberhaven menambahkan: “Kami secara aktif bekerja sama dengan penegak hukum federal.”
Lokasi peretasan tidak diketahui. Internet Ditambah
Ekstensi web biasanya digunakan oleh pengguna web untuk meningkatkan pengalaman penjelajahan web mereka, misalnya dengan menempelkan kupon di tempat penjualan. Dalam kasus Cyberhaven, ekstensi Chrome digunakan untuk membantu perusahaan memantau dan mencatat lalu lintas pelanggan di situs web.
Jaime Blasco, pendiri Nudge Security yang berbasis di Austin, Texas, mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah melihat banyak ekstensi Chrome lainnya diretas dengan cara yang mirip dengan Cyberhaven. Setidaknya satu pembaruan tampaknya telah dirilis pada pertengahan Desember.
Blasco mengatakan perbaikan lainnya mencakup kecerdasan buatan dan komunikasi pribadi. Dia mengatakan bahwa ini merupakan upaya yang wajar untuk menghapus informasi penting menggunakan ekstensi yang diretas sebanyak mungkin.
“Saya yakin ini tidak ditujukan pada Cyberhaven,” kata Blasco. “Kalau aku harus memilih, itu hanya kebiasaan.”
Alphabet, perusahaan induk Google yang membuat web browser Google, belum mengomentari peretasan ini.
(dk)