CETINJE – Penembakan terjadi di Cetinje, Montenegro pada Rabu (1/1/2025). Sedikitnya sepuluh orang tewas dalam penembakan tersebut.
Berdasarkan Reuters, seorang pria melepaskan tembakan di sebuah restoran pada Kamis (1 Februari 2025), menewaskan empat orang. Polisi mengidentifikasi pelaku sebagai Aleksandar Martinovic, 45 tahun.
Polisi mengatakan orang-orang bersenjata itu kemudian pindah ke tiga lokasi lain dan menembak seorang anggota keluarga, dua anak, dan tiga orang lainnya. 4 orang luka berat.
Tersangka, yang diberitakan media memiliki riwayat kepemilikan senjata ilegal, kemungkinan besar berada di Cetinje. Cetinje adalah kota lembah kecil yang dikelilingi perbukitan terjal sekitar 38 km (23,6 mil) sebelah barat ibu kota Montenegro, Podgorica.
Seorang jurnalis dari stasiun penyiaran negara RTCG mengatakan polisi menggunakan drone dengan kamera pencitraan termal untuk mencari tersangka. Polisi khusus dan unit antiteror masih mencari tersangka.
“Perimeternya semakin sempit. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mengendalikan dan menangkap orang ini,” kata Kepala Polisi Lazar Scepanovic.
Dia mengatakan tersangka telah minum banyak alkohol sebelum penembakan.
Reaksi Presiden dan Perdana Menteri
Perdana Menteri Milojko Spajic mengatakan terjadi bentrokan yang berujung baku tembak.
Spajic menyebut penembakan itu sebagai “tragedi mengerikan” dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
Spajic mengatakan pihak berwenang akan mempertimbangkan untuk memperketat peraturan mengenai kepemilikan dan membawa senjata, termasuk kemungkinan larangan total terhadap senjata.
Presiden Montenegro Jakov Milatovic mengatakan dia “terkejut” dengan serangan itu.
“Kami berdoa dan berharap kesembuhan korban luka,” kata Milatvic dalam sebuah pernyataan.
Polisi mengatakan tidak ada hubungan antara penembakan itu dan kejahatan terorganisir.
Penembakan massal relatif jarang terjadi di Montenegro, yang memiliki budaya senjata yang mengakar. Pada tahun 2022, serangan besar di Cetinje menewaskan sebelas orang, termasuk dua anak-anak, dan menewaskan satu pria bersenjata.
Cetinje sepi dan jalanan tertutup salju kecuali polisi. Polisi mendesak warga untuk tetap tinggal di dalam rumah dan rekaman video menunjukkan petugas menutup lingkungan yang dihiasi dengan lentera meriah.
Meskipun ada undang-undang senjata yang ketat, Balkan Barat, yang terdiri dari Serbia, Montenegro, Bosnia, Albania, Kosovo, dan Makedonia Utara, tetap bersenjata. Kebanyakan dari mereka berasal dari perang berdarah pada tahun 1990an.
(Ya)