JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto ingin para pembuat bakso dan penjual sayur punya rumah. Hal itu diungkapkan Prabowo saat memimpin rapat kecil bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta. Fokus utama pembahasan dalam pertemuan ini adalah percepatan pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan kebijakan kerakyatan di sektor perumahan dan residensial. Program perumahan bersubsidi
1. Penggunaan lahan pemerintah
Marwar Sirit, Menteri Perumahan dan Permukiman (PKP), mengumumkan sejak 20 Oktober 2024, pemerintah telah membangun sekitar 40.000 rumah. Kesuksesan ini akan terus berlanjut melalui pemanfaatan tanah-tanah pemerintah, antara lain tanah pengambilalihan, aset BLBI, dan Hak Guna Usaha (HGU) yang belum diperpanjang. Lanjutnya, “Setelah itu, kita akan mengkaji kembali bagaimana membuat rencana hukum yang pasti legalitas dan keadilannya, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yaitu mereka yang mempunyai pendapatan kurang dari 8 juta. Marwar mengatakan dalam jumpa pers, Selasa (7/1/2025): “Jadi rencana itu akan kami buat.
Prabhu juga memberikan perhatian khusus pada program untuk mendukung masyarakat yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima, pedagang bakso, dan pedagang sayur, yang tidak memiliki pendapatan tetap, kata Maruarat. “Ibarat penjual bakso, penjual sayur, dan lain-lain, tanpa penghasilan, tapi dengan pekerjaan bisnis, kita membuat rencana dan cara agar masyarakat punya rumah. Lanjutnya, keadilan tidak hanya harus ditegakkan kepada mereka yang mempunyai hak saja, namun mereka yang tidak mempunyai hak bukanlah pekerja, namun mereka yang bekerja di sektor informal menjadi perhatiannya.
3. Menyederhanakan izin mendirikan bangunan
Marwar juga menguraikan sejumlah kebijakan pro-rakyat yang dilakukan pemerintah pada 90 hari pertama pemerintahan Prabowo. Kebijakan tersebut meliputi BPHTB (Bea Perolehan Tanah dan Hak Guna Bangunan) 0%, Bentuk Bangunan (BBG) 0%, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) selama 6 bulan untuk rumah di bawah Rp 2 miliar. Katanya: “Ini yang berbayar dan sekarang gratis untuk rakyat. Rakyat yang mana? Yang muda-muda yang dapat MBR. Jadi seperti yang bapak perintahkan kebijakan ini harus rakyat dan kita akan lakukan.” Selain itu, pemerintah juga mempercepat proses penerbitan izin pembangunan, kata Marwara. Persetujuan Pembangunan Gedung (PBG) yang tadinya memakan waktu 45 hari, kini dikurangi menjadi 10 hari. Sebenarnya di Tangrang proses ini memakan waktu 4 jam. “Prinsip Pak Presiden, masyarakat harus didukung secepatnya. “Kalau ada yang bisa murah, mahal, gratis, gratis,” kata Maruarar.
Tak hanya itu, Marwar juga mengatakan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan inisiatif diplomasi Presiden Prabowo terhadap berbagai negara. Kita harus menyiapkan tim yang kuat agar ketika investor datang, mereka bisa melakukannya secara legal, tempatnya di sini dan..bagaimana posisinya, apa hak dan kewajibannya, tentunya prinsip kesetaraan adalah prioritas kita. Dikatakannya, kepentingan nasional kita serta dampaknya terhadap “pertumbuhan ekonomi di Indonesia”.
(km/jam)