JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulani Indrawati mengatakan percepatan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR) serta kebijakan pro rakyat di sektor perumahan dan permukiman telah dibicarakan dengan pihak terkait.

Dukungan APBN terhadap sektor perumahan pada tahun 2025 antara lain alokasi anggaran sebesar Rp5,27 triliun kepada Kementerian Perumahan dan Permukiman (PKP), dan pemerintah menyiapkan pembiayaan perumahan sebesar Rp35 triliun.

“Dukungan APBN terhadap sektor perumahan tahun 2025 antara lain alokasi anggaran Kementerian PKP sebesar Rp5,27 triliun. Total pendanaan untuk perumahan sebesar Rp35 triliun,” kata Sri Mulani dalam laman Instagram resminya, Jakarta, Jumat (10 /1/2025).1 Anggaran pembiayaan perumahan Rp35 triliun

Rincian pembiayaan perumahan Rp35 triliun antara lain Rp28,2 triliun untuk 220.000 unit, Dana Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp0,98 triliun untuk 240.000 unit, bunga lainnya Rp04002. seharga 1,8 triliun 14.200 lembar. 

Sri Mulani membahas hal tersebut dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabhu Subyanto, Rabu (1/8/2025). Pertemuan tersebut dihadiri Menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Sekretaris Kabinet Teddy Vaiya, Menteri ATR BPN Nusron Wahid, Panas Rahmat Pambodi, Kepala BPKP Atah, Wakil Menteri Keuangan Swahsil Nazra. Ketua Pelaksana. BTN Nixon Napitupulu ingin mewujudkan 3 juta rumah terkait sektor perumahan.  2. Pembangunan perumahan

Secara terpisah, Menteri Perumahan dan Cipta Karya (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan, sebanyak 40.000 unit rumah telah dibangun untuk MBR hingga 20 Oktober 2024. 

Capaian tersebut diperkuat melalui pemanfaatan tanah-tanah negara antara lain tanah sitaan hasil korupsi, aset BLBI, Hak Guna Usaha (HGU) yang tidak terbarukan dan berbagai jenis lainnya. 

“Nanti ke Dirjen Kekayaan Negara, lalu ke bank tanah, lalu melalui proses bagaimana kita membuat rencana yang legal, kredibel secara hukum, dan juga adil. MBR), maksudnya mereka yang berpendapatan 8 juta ke bawah, makanya skema ini kita buat,” jelas Maruaar. 

3. Program pembiayaan perumahan bagi pekerja sektor informal

Merroer menambahkan, Presiden Pravo juga fokus pada program pendanaan bagi masyarakat yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima, tukang daging, dan pedagang sayur yang biasanya tidak memiliki pendapatan tetap. Program ini dibuat oleh pemerintah untuk memungkinkan mereka memiliki rumah sendiri.

“Ini yang jadi perhatian Presiden, jadi keadilan harus ditegakkan bukan hanya pada mereka yang punya gaji, tapi juga mereka yang tidak punya gaji, mereka bukan pegawai, tapi mereka yang bekerja di sektor informal menjadi perhatian beliau. “, – kata Merroer.

Sedangkan pada 20 Januari 2025, Merorer mengatakan Pravo memiliki beberapa kebijakan lain yang mencakup kolaborasi antar berbagai tim, mulai dari Bappenas hingga kantor ATR.   

(Sophie Danny Jumdil)