Gelombang PANAS yang melanda banyak wilayah Tanah Air sangat berdampak pada kondisi fisik masyarakat. Orang tersebut berisiko mengalami gangguan pernapasan bahkan serangan panas.
Salah satu anjuran untuk mencegah hal tersebut terjadi adalah dengan mencukupi kebutuhan air tubuh. Salah satunya, banyak minum air putih. Namun, ternyata ada banyak situasi dan kelompok orang di mana minum air putih saja tidak cukup untuk tetap terhidrasi.
Beberapa di antaranya disarankan untuk minum oralit atau air isotonik dengan jumlah cairan elektrolit fisiologis yang cukup, terutama pada lansia.
Dokter Spesialis Terapi Fisik dan Rehabilitasi Poliklinik Rehabilitasi Medis KKHI Makkah, Dr.dr. Siti Chandra Widjanantie menjelaskan, lapisan mukosiliar yang terdiri dari lendir (hidung) dan silia (rambut getar) berperan penting dalam melindungi saluran pernapasan.
Di daerah beriklim panas atau kering, lapisan abruption (lendir mukosa hidung) dapat terkelupas dan menyebabkan kekeringan. Tentu saja, lapisan pelindung saluran pernapasan, dari atas hingga bawah, adalah lapisan mukosiliar.
Lapisan ini mengandung lendir (lubang hidung) yang mengeluarkan sebum, dan silia (rambut bergetar) yang bergerak terus menerus untuk membersihkan saluran pernafasan. Masker atau lapisan lendir ini mempunyai dua lapisan. Lapisan atas yaitu rongga hidung disebut lapisan gel (putih susu, berlendir).
Lapisan paling bawah yaitu lapisan larutan (lapisan transparan) tipis dan mengandung air isotonik (NaCl, air).
“Pada suhu tinggi atau udara kering, akan muncul lapisan larutan terlebih dahulu yang akan hilang jika pasien tidak menggunakan cairan isotonik dengan elektrolit cairan fisiologis yang cukup,” kata dr Chandra, dalam siaran pers Kementerian Kesehatan RI, pada Rabu (9/10/2024).
Dr. Chandra menjelaskan, jika lapisan larutan kering, maka bulu/silia saluran pernapasan yang bergetar akan lunak sehingga sulit bergerak karena hanya lapisan gel yang menutupinya. Hal ini menyebabkan batuk kering, lendir menempel pada tikus. Berkurangnya kadar air pada saluran pernapasan dapat diukur dari banyaknya urin atau warna urin yang keruh.
Hal ini menandakan tubuh sedang mengalami dehidrasi akibat dehidrasi dan panas. Oleh karena itu, cara paling mudah untuk mengembalikan ASI adalah dengan banyak minum air putih. Namun pada lansia yang keinginan minumnya sudah menurun atau sensor fisik keinginan minum tersebut belum cukup cepat merasakan haus, maka kebutuhan akan rehidrasi akan dapat dicegah.
Pada orang dewasa yang sibuk beraktivitas, rasa haus dan kebutuhan minum seringkali terabaikan. Pada kasus panas, keluhan batuk, haus, dan iritasi saluran pernafasan akan mendominasi gejala klinis.
“Pemberian minuman rehidrasi dengan menambahkan oralit dengan garam dan gula diharapkan larutan cepat kering karena pengaruh udara panas dan penguapan air,” kata dr Chandra.
Dengan memperbaharui air secara fisik diharapkan dapat mengurangi gejala batuk pada saluran pernafasan bagian atas. Minum air putih minimal 100-200 cc per jam, menyiapkan larutan satu sachet oralit dalam 600 cc air minum dan meminumnya secara perlahan dapat meningkatkan laju pernapasan.
“Jika masalah batuk kering berlanjut dan disertai sakit tenggorokan atau flu, maka akan diberikan obat lain sesuai dengan perkembangan masalah dan gejala klinis yang ada saat ini” dr. Chandra
(Leo)