LEBANON – Serangan Israel ke Lebanon yang dimulai pada awal Oktober 2024 menunjukkan meningkatnya kekerasan dalam konflik dengan Hizbullah. Dahulu Israel menginvasi Lebanon, yaitu pada tahun 1982. Tujuannya untuk menghancurkan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang saat itu sedang memerangi pendudukan Israel di Gaza dan Yerusalem Timur.
Namun invasi Israel tidak terlalu berhasil. Dalam penyerangan tersebut, Israel juga membantu sekutu Kristennya di Lebanon melakukan pembantaian ratusan warga Palestina di kamp pengungsi Sabra dan Shatila di Beirut. Selanjutnya invasi ini memaksa PLO memindahkan kantor pusatnya dari Beirut ke Tunisia. Pada tahun yang sama, organisasi Xia Hizbullah didirikan di Lebanon, yang berkuasa dengan dukungan pemerintah Iran.
Menurut Vox, Israel mengatakan serangan kali ini terbatas, namun serangan berlebihan menyebabkan kerusakan parah di Beirut dan Lebanon selatan. Serangan Israel terhadap Hizbullah telah memperburuk situasi keamanan di kawasan setelah beberapa serangan udara Israel menewaskan pemimpin Hizbullah.
Pendudukan ini bertujuan untuk menyerang posisi Hizbullah yang dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat di Israel utara. Meski belum ada laporan adanya bentrokan langsung antara pasukan Israel dan Hizbullah, Israel telah menyatakan beberapa wilayah di sepanjang perbatasan sebagai wilayah tertutup.
Menurut NPR, invasi Israel dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi Lebanon, termasuk:
1. Jumlah pelunasan
Salah satu penyebab utama konflik ini adalah banyaknya pengungsi di Lebanon. Sekitar satu juta warga Lebanon terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel. Penduduk desa-desa di Lebanon selatan terpaksa pindah ke tempat yang lebih aman akibat serangan Israel yang terus menerus. Pengungsian ini telah memisahkan banyak keluarga dan mengganggu kehidupan sehari-hari, sementara komunitas di zona aman telah menampung ribuan pengungsi.
2. Kerusakan infrastruktur dan korban jiwa
Konflik ini juga berdampak besar pada infrastruktur Lebanon, terutama di bagian selatan negara itu. Serangan udara dan darat yang dilakukan Israel, meski ditujukan untuk menyerang Hizbullah, namun telah menimbulkan kerusakan di wilayah tempat mereka tinggal. Hal ini mengakibatkan banyak korban jiwa, tidak hanya anggota Hizbullah, namun juga warga sipil. Lebanon mengatakan lebih dari 1.000 orang tewas dalam konflik tersebut, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.
3. Konflik sosial dan politik
Konflik sosial di Lebanon semakin meningkat karena sebagian besar pengungsi berasal dari komunitas Syiah yang mendukung Hizbullah dan terpaksa pindah ke daerah tempat tinggal kelompok agama lain. Meskipun saat ini ada kerja sama antara kelompok-kelompok yang berbeda ini, banyak orang khawatir bahwa seiring dengan berlanjutnya konflik, ketegangan antar kelompok agama di Lebanon akan meningkat. Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang konflik ini terhadap stabilitas negara Lebanon, terutama mengingat sejarah panjang perang saudara di negara tersebut.
(ssst)