Tren berbahaya di media sosial yang disebut croming dapat berdampak serius pada anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, para orang tua diimbau untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan anaknya.

Rangkuman Vt.co Jumat (4/10/2024) Pada September 2024, Cesar Watson King yang berusia 12 tahun hampir kehilangan nyawanya setelah menderita serangan jantung yang diduga disebabkan oleh kromium. Kasus ini terjadi pasca tragedi Tommie Lee Gracie Billington, usia 11 tahun, yang meninggal pada Maret 2024.

Ia ditemukan tak sadarkan diri saat menginap di rumah temannya. Melansir The Mirror, Billington ditemukan tak sadarkan diri di rumah temannya di Lancaster, Inggris pada 2 Maret 2024. Ia diduga terkena serangan jantung dan langsung dibawa ke rumah sakit, namun sayang nyawanya tak tertolong.

Tina Burns, nenek Billington yang patah hati, mengatakan kematian cucunya disebabkan oleh keterlibatannya dalam tren viral yang dikenal sebagai grooming. 

“Dia meninggal seketika setelah menginap di rumah temannya,” ujarnya. 

“Anak-anak mencoba tren ‘chrome’ TikTok. Tommie Lee terkena serangan jantung dan meninggal di tempat. Rumah sakit melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkannya, namun tidak ada yang berhasil. Dia telah pergi,” katanya.

Apa itu Chroming?

Kromium adalah perkembangan berbahaya, bahkan fatal, yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Dalam praktik ini, zat dari aerosol dihirup untuk menimbulkan rasa mabuk sementara.

Beberapa teknik huffing termasuk huffing, yang melibatkan penempatan suatu zat di atas kain dan menempelkannya ke mulut dan hidung untuk dihirup. Metode lainnya termasuk menghirup bahan kimia dari kantong plastik, atau langsung dari wadah atau menyuntikkan bahan kimia ke dalam hidung atau mulut.

Salah satu metode yang paling umum adalah dengan menghirup dinitrogen oksida, atau gas tertawa. Gas ini sering digunakan pada acara-acara sosial dengan cara mengisinya ke dalam balon dan dihirup untuk merasakan euforia. Namun penggunaannya dapat menyebabkan keracunan dan masalah kesehatan yang serius, sehingga penting bagi orang tua untuk mewaspadai bahaya tersebut.

Gas ketawa ini biasanya dijual dalam bentuk tabung sekali pakai, yang kemudian dikeluarkan ke dalam balon dan dihirup. Namun, di beberapa negara, penggunaan rekreasionalnya dilarang.

Menurut American Addiction Center, kromium lebih umum terjadi pada generasi muda yang tidak memiliki akses terhadap obat-obatan lain. Survei Nasional Penggunaan Narkoba dan Kesehatan di Amerika Serikat (AS) juga mengungkapkan, ada sekitar setengah juta orang yang menggunakan obat-obatan inhalansia antara usia 12 hingga 17 tahun.

Efek krom

Jurnal Penelitian Narkoba dan Alkohol menjelaskan bahwa meskipun beberapa orang mencari sensasi sementara, efek samping kromium dapat berupa mual, pusing, bicara tidak jelas, muntah, dan kebingungan. Meskipun efek ini mungkin bersifat sementara, perkembangan virus ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti serangan jantung, sesak napas, koma, kejang, dan bahkan mati lemas.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa penyalahgunaan inhalansia dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif. Nenek Billington menegaskan, pihak keluarga meminta media sosial lebih proaktif dalam melindungi anak. 

“Kedua keluarga hancur, tapi kami semua menginginkan hal yang sama.” Kami tidak ingin ada anak lagi yang mengikuti TikTok atau berada di media sosial,” ujarnya. 

“Kami bahkan ingin TikTok dihapus dan tidak boleh ada anak di bawah usia 16 tahun yang boleh menggunakan media sosial,” ujarnya.

“Ini benar-benar menyedihkan bagi kami, namun kami ingin membantu menyelamatkan nyawa anak-anak lain dan membuat keluarga sadar untuk menjaga keselamatan anak-anak mereka. Saya telah menerima banyak pesan dari orang tua yang berterima kasih kepada mereka karena telah meningkatkan kesadaran,” kata Tina.

Ibu Billington, Sherri, juga menganjurkan para orang tua untuk menyembunyikan semua deodoran dari anak-anaknya agar tidak tergoda untuk melakukan chrome.

“Meskipun saya benci membicarakannya, saya merasa perlu untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang sedang dilakukan anak-anak saat ini. Tolong, sembunyikan semua deodoran dari anak-anak Anda,” tulisnya.

“Dia mengambil nyawa anak saya hanya karena mencoba sesuatu yang dilakukan anak-anak lain.” “Mereka menghirupnya untuk merasakan sensasi semakin mabuk,” ujarnya.

Kebijakan chrome tersebut menunjukkan betapa rentannya anak-anak dan remaja terhadap dampak negatif media sosial. Kesadaran dan pengawasan orang tua terhadap penggunaan media sosial dan produk rumah tangga yang berpotensi membahayakan sangat penting untuk mencegah terjadinya tragedi serupa.

(Leo)