JAKARTA – Mitos atau fakta, fenomena Aphelion akan menyebabkan suhu dingin pada Juli hingga Agustus 2024. Seiring dengan perubahan kondisi cuaca di Indonesia, menyebabkan tingkat suhu menjadi lebih tinggi

Salah satunya terkait fenomena aphelion yang dikaitkan dengan perubahan suhu dingin di Indonesia. Padahal, Indonesia seharusnya memasuki musim panas pada bulan Juli hingga Agustus

Lantas, mitos atau fakta, apakah fenomena Aphelion akan menyebabkan suhu lebih dingin pada Juli hingga Agustus 2024?  Hal ini terjadi ketika Bumi mencapai titik terjauh dari Matahari pada orbitnya Hal ini terjadi karena orbit bumi berbentuk elips

Jika Anda merasa sangat kedinginan, jangan salah mengartikannya sebagai efek dari fenomena Aphelion Pasalnya peristiwa aphelion tidak mendinginkan suhu di bumi

Diposting oleh akun @Infoastronomu, jarak terjauh (apelion) dan terdekat (perihelion) hanya 3 persen. Jadi tidak masalah

Perubahan jarak Bumi dari Matahari tidak mengubah suhu Suhu bersifat musiman

Kemudian pada bulan Juli ini, akibat kemiringan sumbu rotasi bumi yang menyebabkan pergantian musim, belahan bumi utara lebih condong ke arah Matahari. Selain itu, belahan bumi selatan mempunyai musim dingin yang bersalju

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah penyebaran hoaks di media sosial dengan menyebut terjadinya musim dingin di Indonesia disebabkan oleh menjauhnya Bumi dari Matahari.

Dalam keterangan di situsnya, BMKG menyebutkan cuaca dingin di Indonesia pada Juli tidak ada kaitannya dengan fenomena aphelion.

“Saat aphelion, posisi Matahari berada pada posisi terjauh dari Bumi. Namun posisi tersebut tidak terlalu berpengaruh pada peristiwa cuaca atau iklim Bumi,” tulisnya.

Fenomena suhu dingin, BMKG sebenarnya merupakan fenomena alam yang biasa terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli – September).

(rin)