BEIRUT – Serangan Israel yang membabi buta di berbagai wilayah Beirut dan Lebanon telah memakan banyak korban jiwa. Warga Lebanon kehilangan nyawa dalam kehidupan normal.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan bahwa serangan Israel di negara tersebut sejauh ini telah menewaskan lebih dari 2.000 orang. Ini termasuk 127 anak-anak dan 261 perempuan.
Menurut pemerintah Lebanon, sebanyak 1,2 juta orang meninggalkan rumah mereka pada tahun lalu. Hampir 180.000 orang ditempatkan di pusat-pusat pengungsi yang disetujui.
Selain itu, lebih dari 400.000 orang telah mengungsi ke Suriah yang dilanda perang, termasuk lebih dari 200.000 pengungsi Suriah. Kepala badan pengungsi PBB menggambarkan situasi ini sebagai sebuah absurditas yang tragis.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan ada kekhawatiran serius mengenai kemampuan Lebanon untuk terus memenuhi kebutuhan pangannya, dengan ribuan hektar lahan pertanian dibakar atau ditinggalkan.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon dan kepala pasukan penjaga perdamaian PBB memperingatkan dalam pernyataan bersama bahwa dampak kemanusiaan dari konflik tersebut adalah “bencana besar”.
Sementara itu, IDF juga mengatakan pesawatnya melancarkan serangan baru pada Selasa (10 Agustus 2024) terhadap sasaran Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, tempat kehadiran Hizbullah yang kuat, dan di wilayah lain Lebanon.
Pasukan Pertahanan Israel mengumumkan bahwa komandan markas Hizbullah Suhail Husseini tewas dalam serangan di Beirut, ibu kota Lebanon, pada Senin (10 Juli 2024). Hizbullah belum mengomentari klaim tersebut.
Namun, jika hal ini benar, maka ini akan menjadi serangan terbaru dari serangkaian serangan Israel terhadap kelompok tersebut, dimana Hassan Nasrallah dan sebagian besar komandan militernya baru-baru ini terbunuh dalam serangan serupa.
Pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine secara luas diperkirakan akan menggantikan sepupunya Nasrallah sebagai pemimpin, namun sejak itu dilaporkan bahwa dia belum terlihat di depan umum sejak Beirut dilanda serangan udara Israel.
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan pada Selasa malam (10 Agustus 2024) bahwa militer tidak dapat mengkonfirmasi pernyataan Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel bahwa Safieddin tewas dalam serangan itu, dan menambahkan bahwa IDF mengkonfirmasi hasil pemeriksaan tindakan tersebut.
(ssst)