Pola hidup sehat seringkali menjadi kunci penyembuhan berbagai penyakit. Dalam kebanyakan kasus, perubahan pola makan, olahraga teratur, dan disiplin diri untuk tetap bugar dapat menyebabkan perubahan dramatis.

Banyak orang yang berhasil melawan penyakit kronis dengan menerapkan gaya hidup sehat dan aktif. Kisah inspiratif adalah perjalanan kesembuhan Dhiraj Bhandary, seorang senior yang mampu mengatasi penyakit langka dan menurunkan diabetesnya dengan berlari dan menjalani pola hidup sehat.

Pada tahun 2018, Dhiraj Bhandary mengalami pengalaman yang mengubah hidup. Saat itu, ia didiagnosis menderita gangren Fournier, suatu bentuk necrotizing fasciitis yang langka dan mengancam jiwa.

Laporan dari SCMP, Rabu (18/09/2024) Bhandary juga mengidap diabetes tipe 2 yang menambah kesehatannya. Bhandary, seorang eksekutif di sebuah perusahaan HR di New Delhi, segera menyadari bahwa dia perlu melakukan perubahan drastis untuk menyelamatkan hidupnya.

“Saya terkejut ketika dokter memberi tahu saya bahwa saya mungkin kehilangan nyawa. Selama bertahun-tahun, saya mengabaikan kesehatan dan mulai mengonsumsi makanan tidak sehat,” kata Bhandary.

Sebagai seseorang yang melakukan perjalanan lebih dari 15 hari dalam sebulan, ia terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji seperti pizza, biryani, dan es krim tanpa memperhatikan makanan sehat. Setelah operasi penyelamatan nyawa dan delapan minggu pemulihan, Bhandary mulai serius dengan kebugarannya. Pada 15 Agustus 2018, dua bulan setelah operasi, dia membuat keputusan mengejutkan untuk berlari sejauh 100 km.

“Saya ingin membuktikan pada diri sendiri bahwa saya sehat, dan Hari Kemerdekaan sepertinya merupakan hari yang baik untuk memulai perjalanan kebugaran saya,” katanya.

Perubahan dalam hidupnya tidak hanya mengubah kesehatan fisiknya tetapi juga mempengaruhi kesehatan mentalnya. Sejak itu, ia beralih ke lari jarak jauh sebagai bagian dari rutinitas kebugarannya. Dalam empat tahun terakhir, ia telah berlari empat maraton penuh dan 85 setengah maraton, sekitar setengah bulan.

“Saya menyadari bahwa berlari adalah sesuatu yang saya nikmati. Ini mengajarkan saya untuk memprioritaskan kebutuhan saya,” kata Bhandary.

Berkat perubahan gaya hidup tersebut, Bhandary berhasil menurunkan berat badannya sebesar 21 kg, dari 96 kg pada tahun 2018 menjadi 75 kg pada tahun 2020, dan kini berat badannya stabil di kisaran 78 kg.

“Kunci sukses lari adalah menghargai tubuh, tetap terhidrasi, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang memberikan energi positif,” ujarnya.

Bhandary merasa sangat terdorong oleh gerakan di komunitasnya. Dia bergabung dengan sekelompok pelari reguler yang membantunya menyesuaikan diri dengan jadwal latihannya dan memberinya nasihat yang berguna.

Dia berkata: “Berlari bersama mereka membantu saya menjadi bahagia.”

Dengan kehidupan barunya tersebut, Bhandary tak hanya mengatasi luka yang dialami Fournier, namun juga berhasil mewariskan kebahagiaannya kepada keluarganya, termasuk istri dan putranya yang berlari bersamanya.

(Hari ini)