Dr. Tirta membahas tentang tren yang digandrungi anak muda di Jakarta Selatan yaitu susu oat. Ia mengawalinya dengan segelas es latte yang diminum Dr Tirta lalu menjelaskan bahwa latte yang diminumnya kali ini menggunakan susu oat, bukan susu sapi biasa. Susu oat kini sedang populer, terutama bagi mereka yang menghindari susu sapi atau memiliki intoleransi laktosa.
Ada sejumlah mitos seputar susu oat, salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh netizen adalah apakah susu oat bisa menggantikan susu sapi. Menurut Tirta, jawabannya tergantung preferensi dan kebutuhan gaya hidup Anda.
Bagi mereka yang mengalami intoleransi laktosa, susu oat menjadi alternatif yang tepat. Perlu diingat bahwa susu sapi lebih kaya protein, kalsium, dan vitamin B, sedangkan susu oat perlu diperkaya dengan nutrisi tambahan.
Tirta juga mengungkapkan, susu oat mengandung minyak canola yang kerap dianggap menyebabkan peradangan. Berdasarkan jurnal kedokteran, minyak canola ternyata memiliki efek anti inflamasi karena kandungan omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Pertanyaan lain yang sering muncul adalah apakah susu oat mampu menurunkan kolesterol. Tirta mencontohkan, susu oat mengandung beta-glukan yang ternyata bisa membantu menurunkan kolesterol. Inilah salah satu manfaat susu oat yang tidak dimiliki susu sapi.
Namun bagi yang mencari sumber protein lebih tinggi, susu sapi tetap menjadi pilihan terbaik. Susu oat hanya mengandung sekitar 2-4 gram protein, sedangkan susu sapi bisa mencapai 8-10 gram.
(kamp)
(kamp)