JAKARTA – Kemacetan lalu lintas selalu menjadi perbincangan saat debat pemilihan Ketua Daerah (Pilkada) DKI. Tak terkecuali pada Pilkada tahun ini. Lantas, bagaimana gambaran kemacetan lalu lintas di Jakarta yang dibicarakan ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut?
Pemantauan berbagai jalan arteri dapat menyoroti kemacetan lalu lintas saat berangkat dan pulang kerja. Hingga Rabu pagi (10 September 2024), kemacetan terpantau di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, terutama di perempatan depan kantor Badan Narkotika Narkotika (BNN).
Perubahan jalur bus Jakarta dari kiri ke kanan menjadi salah satu pemicunya. Tampak lima hingga tujuh bus Transjakarta berjejer di sisi kiri jalan halte BNN 1. Usai bongkar muat penumpang di halte ini, bus Transjakarta tampak bergerak ke sisi kanan jalur. .
Tak hanya di kawasan itu, arus lalu lintas di sepanjang Jalan MT Haryono hingga Tugu Patung Dirgantara juga cukup padat. Saat petugas keamanan mengejar kendaraan yang meninggalkan kantor di sepanjang jalan, ditemukan beberapa titik kemacetan.
Sementara itu, kemacetan juga terlihat di sekitar Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Pantauan di lokasi, mulai pukul 08.34 WIB kemacetan mulai terjadi di sepanjang jalur 600 meter dari Kantor Sekolah Partai PDI-Perjuangan Liantang Agung hingga Stasiun Tanjung Barat.
Kepadatan kendaraan paling tinggi terjadi pada pertemuan jalur Jalan Lenteng Agung Raya dan Jalan Joe, Jagakarsa.
Lalu lintas masih padat di sekitar Stasiun Tanjung Para. Berdasarkan pantauan di lapangan, fenomena tersebut disebabkan banyaknya bus yang parkir di pinggir jalan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Di lokasi yang sama, Transjakarta juga berhenti di halte Stasiun Tanjung Barat sehingga menambah kepadatan kendaraan. Setelah itu, arus lalu lintas tampak kembali normal alias normal.
Sementara itu, alat serupa juga terlihat di Jalan HR Rasuna Said-Mampang dan Jalan Dr Saharjo-Jalan Prof DR Soepomo-Jalan Raya Pasar Minggu Jakarta Selatan saat jam kerja kemarin sore.
Pantauan di Jalan HR Rasuna Said, sekitar pukul 17.00 WIB hingga 19.00 WIB, kemacetan terjadi di berbagai tempat, terutama di sekitar jalan depan Epicentrum, bawah Jalan Raya Casablanca, depan kantor Kementerian Kesehatan. , lalu menuju underpass Mampang dan sekitar Kantor Imigrasi Jakarta Selatan hingga Pejaten Mall.
Kemacetan lalu lintas disebabkan oleh peningkatan jumlah kendaraan pada jam kantor. Selain itu, banyak kendaraan yang memutar balik di rangkaian titik putar balik yang jaraknya tidak jauh.
Selain itu, terdapat persimpangan lalu lintas di banyak persimpangan jalan utama. Ada juga titik lampu merah tak jauh dari situ.
Jalan Prof DR Soepomo-Jalan Raya Pasar Minggu juga mengalami kemacetan, mulai dari Jalan Dr Saharjo, melewati Jalan Casablanca, pertigaan Jalan Tebet Raya, lampu merah P Ancoran, lampu lalu lintas Kalibata, hingga ke Pasar Minggu. Selain hal di atas, kemacetan lalu lintas juga diperkirakan terjadi karena pekerjaan penggalian sedang dilakukan di area tersebut untuk merevitalisasi trotoar dan memperbaiki kabel utilitas.
Sebelumnya, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Jakarta (DKJ) Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) merencanakan inovasi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
“Kita bisa mencoba berinovasi dengan membuat perahu melintasi 13 sungai di Jakarta,” kata Kang Amir, Minggu (6/10/2024) saat debat pertama Pilkada 2024. Padahal, jembatan layang tersebut masih perlu diperluas ).
Calon Gubernur DKI Jakarta (Kagubu) nomor urut 3 Pramono Anon menegaskan, upaya Luar Jakarta mengatasi kemacetan Jakarta saja tidak cukup. Ia menilai Trans-Jabod Tabek diperlukan untuk mengatasi permasalahan aglomerasi atau buffer zone Jakarta.
“Transjakarta saja tidak cukup menyelesaikan masalah kemacetan Jakarta, aglomerasi perkotaan sudah ada. Jadi yang perlu dilakukan adalah TransJabodetabek,” ujarnya.
Sementara itu, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2 Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana memaparkan strategi mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas dan banjir di Jakarta.
Strategi calon nomor 2 dalam mengatasi banjir dan kemacetan lalu lintas di Jakarta tetap masuk dalam visi dan misi. Meski demikian, Dharma Pongrekun mengatakan diperlukan inovasi untuk memperbaiki desain tata ruang Jakarta sebagai kota global dan mengatasi kemacetan lalu lintas.
Pendekatan ini dapat diterapkan terutama melalui proses penelitian dan pengembangan.
“Inovasi meningkatkan kita, merancang kita, dan mengatur kita untuk mengatasi hambatan melalui peningkatan penelitian dan pengembangan tradisional,” kata Damo dalam pidatonya di panel pengukuhan.
(qlh)