JAKARTA – Sejumlah pelaku ekonomi kreatif di Jakarta Selatan menyatakan dukungannya terhadap calon gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKJ), nomor urut 1, Ridwan Kamil.

Dukungan tersebut disampaikan pada Selasa (15 Oktober 2024) saat Ridwan Kamil mengikuti diskusi bersama para penggiat kreatif di Kedai Kopi Tuku di Xipete, Jakarta Selatan.​

Alhamdulillah, saya mendapat dukungan dan doa baik dari para pelaku ekonomi kreatif di seluruh Jakarta, khususnya di Jakarta Selatan, khususnya di wilayah Xipete, kata Kan Emir, sapaan akrab Ridwan Kamil, usai pertemuan.

Can Emil mengatakan para pelaku ekonomi kreatif telah mendirikan toko di sana bernama Xipete Creative District. Toko yang sudah beroperasi lebih dari 10 tahun ini diduga telah menciptakan banyak lapangan kerja.

“Sebagian besar adalah ekonomi kreatif,” kata Emil Kang.

Pak Can Emil dalam debat menyampaikan, selain dukungan, banyak hal yang dikeluhkan para pegiat ekonomi kreatif, salah satunya soal perizinan dan pajak.

Kata Kang Emil, “Keluhan para penggiat ekonomi kreatif antara lain peraturan seperti pajak yang tidak jelas saat mengadakan acara, yang terkadang masih disamakan dengan pajak perusahaan.”” ujarnya.

Lebih dari itu, para aktivis kreatif sangat membutuhkan dukungan pemerintah untuk memberikan ruang berkreasi dan berekspresi. Mereka merasa fasilitas tersebut sangat tidak memadai dan terbatas. Mereka juga menanyakan soal perizinan.

“Izin untuk mengadakan suatu acara tidak bisa dilakukan satu kali saja, dan harga untuk mendapatkan izin seringkali berbeda-beda,” ujarnya.

Menanggapi keinginan tersebut, Can Emil pun bertekad, Bapak dan Ibu Ridwan Kamil Suwono (RIDO) bermimpi menjadikan Jakarta menjadi kota ekonomi kreatif global.

“Kami menambah ruang-ruang kreatif seperti Hutan Kota dan Blok M. Kami melihat banyak lahan pemkab yang terbengkalai untuk dimanfaatkan,” ujarnya.​

Pasangan RIDO juga meningkatkan ekspresi budaya yang bernilai ekonomi untuk mengurangi tingkat pengangguran. Sebab Jakarta akan fokus menjadi kota bisnis, ekonomi kreatif global, dan kota wisata di masa depan.​

“Kemudian juga akan diperkenalkan sistem ekonomi kreatif, akan terjalin idenya, dan kerjasama antara pelaku ekonomi kreatif dan pemerintah prefektur akan semakin erat. Khusus dalam perpajakan, ekonomi kreatif masih kelas menengah, tapi setelah itu , kami akan bekerja lebih erat dengan operator ekonomi kreatif dan pemerintah prefektur. “Kami berharap dapat meninjau kembali perlakuan pajak dan, jika mungkin, memberikan insentif,” tambahnya.​

(dinding)