TURKI – Fethullah Gulen, seorang pengkhotbah terkenal yang dituduh merencanakan upaya kudeta terhadap Presiden Turki Recep Tayyop Erdogan, dilaporkan meninggal di pengasingan di Amerika Serikat.
Menurut informasi dari AFP dan Reuters, Gulen meninggal pada usia 83 tahun karena penyakit yang dideritanya. Belum ada rincian lebih lanjut mengenai penyakit yang menyebabkan kematian Gulen.
Muhammad Fethullah Gulen lahir di Korucuk, Erzurum, Turki Timur pada tanggal 11 November 1938. Hingga saat ini, Gulen dikenal sebagai sosok yang sangat terkenal di Turki dan dunia.
Majalah Amerika paling terkenal, Foreign Policy, menobatkan pendeta filantropis tersebut sebagai orang paling berpengaruh di dunia pada Mei 2008. Selain itu, TIME, majalah besar lainnya, juga menobatkan Gulen sebagai orang paling berpengaruh di dunia pada tahun 2013.
Gulen juga menerima Hadiah Nobel Perdamaian Manhae tahun 2013, Hadiah Nobel Perdamaian Raja Gandhi tahun 2015, dan Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2011 dari Institut Timur Tengah yang berbasis di New York.
Berkat kerja keras Gulen, gerakan dan gagasannya telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, khususnya di Turki dan Asia Tengah. Oleh karena itu, dalam sejarah intelektual Islam, nama Gulen bukanlah sebuah babak baru.
Pasca konflik dengan Presiden Erdogan, pada tahun 1999, Gulen dideportasi dari Turki ke Amerika Serikat (AS). Gulen saat ini tinggal di Saylorsburg, Pennsylvania.
Ideologi dan pemikiran pendiri gerakan Hizmet
Secara ideologi, Gulen dapat digolongkan sebagai ulama moderat. Sebab, ia selalu menganut mazhab Sunni dan fiqih Hanafi yang terkenal inklusif dan moderat.
Oleh karena itu, Gulen mengutuk keras tindakan terorisme dan mendukung Islam moderat. Faktanya, Gulen bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II di Vatikan pada tahun 1990an dan para pendeta Kristen di Turki untuk memulai dialog antaragama.
Sebagai seorang pengkhotbah terkemuka, Gulen memiliki pengikut setia yang dikenal sebagai Gulenist di Turki. Hingga saat ini, gerakan Hizmet telah mendirikan ratusan sekolah, pusat konseling gratis, rumah sakit dan serangkaian gerakan kemanusiaan yang beroperasi di lebih dari 100 negara.
Komitmen Gulen dalam berdialog untuk menyelesaikan konflik telah menginspirasi Gerakan Hizmet di seluruh dunia. Fethullah Gulen dan anggota Hizmet juga dikenal karena komitmen mereka terhadap toleransi, demokrasi, anti-anarkisme, dan penolakan terhadap agama sebagai ideologi politik.
Pada tahun 1994, Gulen menyampaikan pernyataan tegas bahwa Turki dan seluruh dunia harus menerima ajaran demokrasi karena kini tidak ada jalan lain selain menerapkan demokrasi sebagai sistem di negaranya.
Faktanya, pasca serangan terhadap World Trade Center (WTC), Gulen mengkritik keras tindakan tersebut dan berkata: “Seorang Muslim sejati bukanlah seorang teroris dan seorang teroris tidak bisa menjadi seorang Muslim sejati.”
Pasca kudeta militer, apakah Gulen pelakunya atau “kambing hitam”?
Setelah gelombang kekerasan meningkat akibat kudeta militer, Presiden Erdogan langsung menyebut Gulen sebagai orang yang merencanakan penggulingan pemerintahan. Bahkan, Erdogan meminta Barack Obama mengembalikan Gulen karena dialah dalang utama gerakan kudeta militer.
Gulen langsung membantah tuduhan tersebut. Bahkan, ia kembali menuding Erdogan dan anggota partai berkuasa terlibat dalam kudeta. Gulen bersikeras bahwa dia sama sekali tidak terlibat dalam kudeta, bahkan sebagai komplotan pun tidak.
Langkah tersebut juga ditolak oleh pendukung Gulen yang tergabung dalam Persatuan Nilai-Nilai Pembangunan Bersama di Turki.
(Ha)