Istilah kardiomiopati masih asing di telinga masyarakat umum. Kardiomiopati merupakan istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kelainan pada otot jantung akibat sebab tertentu.

Jantung merupakan organ yang berotot, jika otot jantung mengalami perubahan struktural atau fungsional maka kemampuannya dalam memompa darah ke seluruh tubuh dapat terhambat. Kondisi seperti ini disebut serangan jantung

Seorang spesialis jantung dan pembuluh darah yang berspesialisasi dalam gagal jantung tingkat lanjut dan kardiometabolisme, Dr. Leonardo Easter Succiadi, Sp.J.P.

“Penelitian mematikan ini bisa terjadi sebagai gejala awal pada pasien penyakit jantung,” kata Dr. Leonardo dalam siaran persnya.

Lalu siapa saja yang bisa terkena penyakit jantung?

Secara umum, siapa pun bisa terkena kardiomiopati, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Kelompok tertentu berisiko lebih tinggi terkena kardiomiopati:

Hindari riwayat keluarga, genetika, infeksi atau peradangan jantung (miokarditis) dan kanker.

Gejala penyakit jantung

Gejala kardiomiopati seringkali bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Gejala umum yang mungkin Anda alami meliputi:

Sesak napas, mudah lelah, bengkak terutama pada tungkai, kaki dan perut, akibat retensi air. Nantinya, nyeri dada bisa menjalar ke lengan, bahu, atau leher lalu menjalar hingga terasa lemas, bahkan saat berolahraga.

Cara mencegah kardiomiopati

Leonardo menjelaskan, ada banyak cara untuk mencegah penyakit ini, antara lain dengan mengurangi penggunaan garam dan makanan berlemak untuk mengatur tekanan darah dan berat badan, serta pola makan yang sehat.

Selain itu, Anda juga dapat menggunakan layanan Advanced Cardiac Care Clinic (ACCC) untuk memberikan perawatan komprehensif bagi pasien yang menderita kondisi jantung kompleks seperti gagal jantung kongestif.

Layanan ACCC terdiri dari dokter umum, perawat, apoteker, dan ahli gizi yang terlatih khusus dan terakreditasi nasional untuk memberikan layanan khusus di bidang gagal jantung.

(stasiun)