MAN dengan Mpox masih membutuhkan pertolongan. Beberapa orang yang telah didiagnosis dengan Mpox mungkin memiliki gejala ringan, sementara mereka yang berisiko tinggi, seperti mereka yang memiliki sistem imun lemah, mungkin memiliki gejala yang parah dan memerlukan perawatan medis.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes), Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menjelaskan, pengobatan pada seseorang yang terinfeksi virus Mpox (MPXV) bertujuan untuk mengurangi gejala.
Pernyataan ini juga menanggapi artikel di media sosial yang menyebutkan jika mengidap Mpox tidak memerlukan obat karena belum ada obatnya. Artikel tersebut juga merekomendasikan agar orang yang didiagnosis dengan Mpox cukup tidur dan memperbanyak asupan protein hewani.
“Jika seseorang makan dengan baik, istirahat yang cukup, dan rutin berolahraga, maka penyakit dapat dicegah. Ini adalah ide yang sangat bagus. Saat ini Mpox disebabkan oleh virus dan masa datangnya selama 21 hari, kata Syahril di Jakarta, Kamis, 12 September 2024, seperti dirangkum dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
“Saat melewati musim tanam, ruamnya mengering, pecah-pecah, dan berubah menjadi kulit baru. Namun, saat menyusui, seseorang mungkin mengalami demam tinggi dan sakit kepala. “Inilah yang digunakan dalam penggunaan narkoba demonstrasi,” ujarnya.
Obat simtomatik adalah jenis obat yang digunakan untuk meringankan gejala suatu penyakit. Gejala Mpox antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak, atau perut), dan ruam atau ruam pada kulit.
Ruam ini muncul dalam satu hingga tiga hari setelah demam. Ruam atau erupsi pada kulit diawali dengan bercak merah seperti cacar, kemudian melepuh berisi air jernih, melepuh berisi nanah, kemudian kering atau berkeropeng, kemudian terasa gatal.
Selain pengobatan simtomatik, pengobatan Mpox mungkin termasuk penggunaan obat antivirus. Menurut “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Cacar Monyet)” yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, obat antivirus yang dikembangkan dan disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pengobatan Mpox adalah tecoxiramit, cidofovir dan brincidofovir .
Antibiotik diresepkan setelah pasien berkonsultasi dengan dokter atau spesialis. Kondisi dan gejala pasien juga diperhitungkan.
“Jadi, kamu ingin obat?” Itu tergantung gejala yang terjadi. Ada antivirusnya. “Kalau tidak ada, bisa diberikan obat simtomatik untuk memperbaiki kondisi pasien, agar tidak menurun,” kata Syakhril.
Namun yang terpenting, jangan hanya diam saja (gejalanya tidak serta merta hilang). “Kalau kepalanya keras dan rapuh juga bisa berbahaya,” ujarnya.
Berbicara tentang kesehatan
Lebih lanjut, Mohammad Siahril mengatakan, bagi yang mengalami gejala Mpox, sebaiknya segera ke rumah sakit. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah gejala tersebut disebabkan oleh Mpox atau penyakit lain.
Sebab, seseorang yang mengalami gejala Mpox belum tentu tertular. Jika seseorang terdiagnosis HIV, dokter atau ahli kesehatan mungkin akan meresepkan pengobatan yang sesuai tergantung kondisi pasien.
“Tujuan pertama ke rumah sakit adalah untuk memeriksa apakah Mpox ada gejala atau tidak. “Kalau ada gejalanya, itu bukan Mpox,” kata Syahril. “Kedua, isolasi. “Jika seorang pasien kemudian menderita Mpox, mereka perlu diisolasi.”
Mengenai diagnosis dan pengobatan Mpox, Kementerian Kesehatan mengatakan jika seseorang mengalami ruam disertai demam atau nyeri, sebaiknya orang tersebut pergi ke rumah sakit terdekat dan memberikan informasi yang diperlukan.
Selain itu, jika seseorang memenuhi kriteria suspek, probable, dan terkonfirmasi Mpox, maka orang tersebut harus segera melakukan isolasi mandiri hingga gejalanya hilang. Selama masa ini, pasien dapat menerima pengobatan untuk membantu meringankan gejalanya.
Penanganan kasus Mpox di Indonesia mengikuti pedoman WHO yang menyatakan bahwa jika seseorang melihat gejala atau merasa mengidap Mpox, maka orang tersebut harus segera mencari pertolongan medis dan melakukan isolasi mandiri sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut.
Jika hasilnya positif Mpox, pasien harus diisolasi sampai timbul lesi atau luka pada kulit, koreng dan kulit lainnya. Upaya ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Mpox ke orang lain.
(Hari ini)