JAKARTA – BRICS merupakan kelompok negara berkembang yang meliputi Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan dan beberapa anggota baru. Menurut CFR, BRICS didirikan pada tahun 2009 untuk meningkatkan pengaruh negara-negara berkembang di dunia karena mereka merasa lembaga-lembaga internasional terlalu didominasi oleh kekuatan Barat dan kurang memberikan perhatian terhadap kebutuhan negara-negara berkembang.
BRICS berupaya untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi dan diplomatik di antara para anggotanya, menciptakan lembaga keuangan baru dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Melansir Reuters, Indonesia menghadiri KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia pada Senin (28/10/2024), 22-24 Oktober 2024. Kementerian Luar Negeri RI pada Kamis malam (24/10) menyampaikan bahwa Indonesia kini memulai proses bergabung dengan BRICS.
“Partisipasi Indonesia dalam BRICS merupakan wujud politik luar negeri yang bebas dan proaktif,” kata Menteri Luar Negeri RI Sugyona.
“Ini tidak berarti kami menjadi bagian dari blok mana pun, namun kami berpartisipasi aktif di setiap forum,” tambahnya.
Sugiono menegaskan BRICS sejalan dengan tujuan pemerintahan Presiden Probov Subianto, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut Sugyon, BRICS dapat menjadi wadah bagi Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang, khususnya di kawasan selatan dunia.
Presiden Prabowo menegaskan Indonesia akan tetap menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa negara, termasuk China dan Amerika, tanpa bergabung dengan blok militer mana pun. Hal ini mencerminkan pendekatan Indonesia yang non-blok, artinya Indonesia tidak memihak dalam konflik internasional, namun tetap membangun hubungan baik dengan semua negara.
Jika Indonesia bergabung dengan BRICS sebagai mitra penting, maka negara ini mempunyai kewajiban untuk menerapkan nilai-nilai kemitraan tersebut. Situs Resmi BRICS Indonesia diharapkan menghormati prinsip-prinsip inti BRICS, antara lain saling menghormati, saling pengertian, kesetaraan, solidaritas, keterbukaan, inklusivitas, dan konsensus dalam pengambilan keputusan.
Sebagai anggota, Indonesia juga harus menjaga hubungan harmonis dengan seluruh negara BRICS dan mempertimbangkan secara positif pandangan yang berbeda. Konsensus menjadi dasar pengambilan keputusan di BRICS, sehingga Indonesia diharapkan dapat berkontribusi aktif secara konstruktif. Selain itu, Indonesia harus menjaga hubungan diplomatik yang kuat dengan seluruh anggota BRICS dan menghindari tindakan yang dapat mengganggu stabilitas atau menjatuhkan sanksi tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB.
Komitmen lainnya adalah mendukung perdamaian dan keamanan internasional di tingkat regional dan global melalui partisipasi dalam diskusi kebijakan dan keamanan di BRICS. Indonesia juga bertanggung jawab untuk memperkuat kerja sama ekonomi, keuangan, dan sosial dengan negara-negara BRICS, termasuk meningkatkan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan, mendukung stabilitas keuangan, dan berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Indonesia harus mendorong upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan memperkuat stabilitas perekonomian. Sebagai bagian dari komitmennya, Indonesia diharapkan dapat mendukung reformasi lembaga internasional, khususnya dalam meningkatkan keterwakilan negara berkembang di forum global seperti PBB. Hal ini sejalan dengan tujuan BRICS untuk mendorong tatanan internasional yang lebih demokratis dan representatif, khususnya dalam mengatasi tantangan global yang dihadapi negara-negara berkembang.
Komitmen Indonesia terhadap multilateralisme adalah salah satu prinsip intinya. Indonesia harus memastikan bahwa kerja sama global untuk menjaga perdamaian dan stabilitas tetap menjadi prioritas, termasuk upaya penegakan hukum internasional dan pemajuan hak asasi manusia. Selain itu, standar ekonomi dan sosial BRICS mengharuskan Indonesia memiliki stabilitas ekonomi yang kuat, pengaruh regional dan global yang signifikan, dan hubungan dagang yang substansial dengan anggota BRICS lainnya.
Sebagai mitra penting, Indonesia harus siap mendukung setiap perjanjian, deklarasi, dan mekanisme kerja yang disiapkan BRICS serta memastikan langkah-langkah tersebut sejalan dengan tujuan bersama untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan seimbang secara ekonomi dan politik.
(Hah)