JAKARTA – Kanker menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Penyakit ini bisa sangat menyerang tubuh orang yang mengidapnya. Tak hanya itu, penyakit ini juga bisa mengubah banyak tubuh pengidapnya dalam waktu singkat.

Salah satunya sangat tipis. Lebih dari 80℅ pasien kanker mengalami penurunan berat badan dalam waktu yang sangat singkat. Lalu apa yang membuat tubuh pasien kanker semakin kurus? Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof.Dr. dokter. dokter. A.menjelaskan. Haryanto Rexudiputro, SpPD-KHOM, mengatakan penurunan berat badan yang signifikan pada pasien kanker terjadi karena racun atau sitokin yang dikeluarkan sel kanker menyebabkan gangguan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. “Pada pasien kanker, ototnya mengecil bukan karena tidak makan, tapi karena protein di otot larut atau dipecah oleh racun, lemak menjadi lebih tipis, dan gula darah naik.” dari makanan, penderita kanker tidak bisa menjadi gemuk,” kata Profesor Haryanto Rexudiputro saat ditemui baru-baru ini dalam acara Peran Orang dalam Manajemen Kanker (ROICAM) ke-11. Selain itu, efek pengobatan kanker yaitu kemoterapi juga menyebabkan hilangnya nafsu makan hingga rasa mual di perut. Sitokin menyebabkan hiperkoagulabilitas dalam darah sehingga darah cepat menggumpal dan muncul gumpalan di dinding pembuluh darah sehingga membuat penderita kanker rentan terkena serangan jantung atau stroke kurus, penderita kanker juga mudah terkena infeksi karena daya tahan tubuhnya melemah karena sel darah putihnya tipis. Tidak dapat berfungsi, makanya kanker harus diobati dengan baik, pemberian kemoterapi yang menimbulkan efek samping. Rambut rontok, mual, lelah, nyeri otot, dll.

Menurut Prof. Haryanto, pasien kanker yang menjalani kemoterapi perlu memperbaiki kondisi tubuhnya terlebih dahulu. Misalnya, jika ada penyakit penyerta seperti darah tinggi, diabetes, atau gangguan ginjal, sebaiknya pasien kanker mendapat pengobatan terlebih dahulu sebelum memulai pengobatan kanker. “Jika ada suatu penyakit atau gangguan kesehatan sebaiknya diobati terlebih dahulu sebelum kemoterapi. Begitu pula jika ada infeksi, bersihkan terlebih dahulu karena kemoterapi dapat menurunkan jumlah sel darah putih. “Sehingga efek samping pengobatannya tidak terlalu buruk,” ujarnya.

(seluruh)