Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memecat Budi Gunawan dari Badan Intelijen Negara (BIN). Jokowi disebut-sebut menunjuk Mohamed Herindro yang kini menjabat Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) menggantikan Budi Gunawan.
Maka Presiden Jokowi mengusulkan nama Surpres untuk menggantikan Kepala BIN dengan nama Pak Herindra, kata Puan dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).
Puan juga mengatakan, DPR RI akan melakukan uji kelayakan dan keabsahan pada Rabu, 16 Oktober 2024. Insya Allah uji kelayakan atau penilaian DPR akan dilakukan besok pagi di DPR, kata Puan.
Profil Herindra:
Menurut Wikipedia, Herindra M.A., M.Si. Lahir pada tanggal 30 November 1964 di Magelang, Jawa Tengah, beliau merupakan Letnan Jenderal TNI (purnawirawan). Saat ini ia menjabat Wakil Menteri Pertahanan sejak 23 Desember 2020.
Herindra mengaku berasal dari keluarga militer, ayahnya Hudaya adalah pensiunan letnan kolonel yang bekerja di perusahaan pupuk.
Herindra menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Magelang. Ia bersekolah di SMA Negeri 1 Magelang pada tahun 1980. Ia kemudian berangkat ke Jakarta dan menyelesaikan pendidikannya di SMA 8 Jakarta pada tahun 1983 dan kini menjadi ketua ikatan alumni sekolah tersebut.
Karir militer Herindra dimulai sebagai perwira muda di Kopassus untuk pelatihan dan organisasi. Beliau merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1987. Ia juga menjalani pelatihan militer di Sesarkabif, Dik Kunchi, Terjun Bebas dan Suslapi-I.
Pada tahun Dia menjalankan berbagai fungsi komando dan non-komando, termasuk pelayanan petugas informasi publik Copassus pada tahun 2000. Pada tahun Dia dipromosikan menjadi letnan kolonel pada tahun 2001 dan menjadi komandan Batalyon Infanteri Coppassus ke-812 untuk Batalyon Dukungan Khusus ke-81. Departemen Penanggulangan Terorisme.
Penugasan militer pertama Herindra di luar Kopasus adalah sebagai Asisten Intelijen Senior di Kodam I/Bukit Barisan. Kurang dari setahun kemudian, ia dipindahkan ke Benkalis Berau sebagai Dandim di kabupaten tersebut.
Herindra terlibat dalam pemberantasan pembalakan liar dan pada tahun 2005 menemukan 27 ton kayu ilegal.
Pada 2008 atau kurang dari setahun, Herindra menjadi ajudan intelijen Komandan Kopassus Pramono Eddy Wibowo. Ia kemudian pindah ke Kodam Jaya pada 14 Mei 2009 untuk menduduki posisi yang sama. Pada 29 Juli 2010, Herindra diberhentikan dari jabatannya sebagai asisten intelijen.
Ia kemudian ditugaskan di Pusat Intelijen Militer sebagai Direktur Penelitian dan Pengembangan. Pada tahun tersebut
Herindra kembali menduduki jabatan kenegaraan sebagai Komandan Corum 101/Antasari yang meliputi Provinsi Kalimantan Selatan. Selama bertugas di Kalimantan Selatan, Herindra membawahi perubahan di berbagai posisi penting di bidang militer.
Herindra menerima Brevet Kehormatan Bahayangkara Bahari Utama dari Direktorat Perairan dan Udara Polda Kalsel. Pada 10 Juni 2013, Herindra diangkat menjadi Wakil Panglima Kopasus. Ia lulus pada 8 Juli dan terus menduduki dua posisi hingga 24 Juli.
Detail posisi yang dipegang: –
Pa Org Lat Sima Grup II Danton di Grup 1/Para Komando dan Divisi 2 di Grup 1/Para Komando Dansubtam 1 di Sat 81/Gultor Dan Grup 1 di Sat 81/Gultor Danmen 62 Yon 32 di Grup 3/Sandy Udha Pasi 2 Yon 2/1/Grup 2 Kopassus Kepala Badan Diklat Khusus Perwira Diklat Operasional Kopassus Sat 81/Gultor Danden Banik Grup 5 Kopassus Danyon 512 Sat 81/Gultor Danyonban Sat 81/Gultor Pabandia Pam Bar Staf Intelijen Kodam IK0 Danjen Kopassus (2008) Asintel Kasdam Jaya (2009) Dirlitbang Pusintelad Pamen Denma Mabesad (Pendidikan Luar) Koorspri Kasad Danrem 101/Antasari (2012—2013) Kopass Wadanjen Kopassus (2153)–161-2013 (2016-2017) Pa Sahli Tk. III Panglima TNI (2017-2018) Irjen TNI (2018-2020) Kasum TNI (2020) Wakil Menteri Pertahanan RI (2020—)
(hektar)