TEHERAN – Jet tempur F-35 Israel untuk pertama kalinya memasuki wilayah udara Iran dalam serangan pada Sabtu pagi pekan lalu (26/10/2024), menurut sumber Israel yang mengetahui masalah tersebut. Berbicara kepada Iran International, sumber tersebut menambahkan bahwa pesawat tempur tersebut terbang di atas Teheran dan mengebom sasaran di daerah tersebut.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengatakan sebelumnya dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat Israel menggunakan wilayah udara yang disediakan oleh militer Amerika Serikat (AS) di Irak untuk meluncurkan beberapa rudal jarak jauh yang diluncurkan dari udara ke beberapa radar perbatasan di provinsi Ilam, Khuzestan dan daerah terdekat.

Israel melancarkan serangan udara Sabtu pagi sebagai pembalasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober, yang menurut Iran merupakan respons terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut oleh Israel.

Militer Israel mengatakan serangan udara tersebut hanya menargetkan situs dan fasilitas militer Iran untuk menghindari eskalasi konflik lebih lanjut di wilayah tersebut. Serangan Israel menewaskan sedikitnya empat personel militer Iran, termasuk dua perwira yang bekerja di unit rudal, menurut afiliasi Garda Revolusi Iran, Tasnim News.

“Empat baterai anti-pesawat S-300 yang ditempatkan secara strategis untuk melindungi Teheran, serta fasilitas nuklir dan energi di Iran diserang,” Axios mengutip sumber tersebut yang mengonfirmasi laporan sebelumnya oleh The New York Times tentang penargetan Israel terhadap rudal buatan Rusia. pertahanan. sistem.

Laporan itu juga mengatakan 12 “pencampur planet” yang merupakan komponen kunci dari program rudal balistik Iran terkena serangan udara Israel.

“Pencampur planet ini digunakan untuk memproduksi bahan bakar padat untuk rudal balistik jarak jauh, dan kehancurannya akan sangat merusak kemampuan Iran untuk memperbarui persediaan rudalnya,” jelas laporan itu.

Sumber-sumber Israel yang berbicara dengan Axios mengatakan blender adalah peralatan yang sangat canggih sehingga Iran tidak dapat memproduksinya sendiri dan harus membelinya dari Tiongkok. “Membangun kembali mixer bisa memakan waktu setidaknya satu tahun.”

Staf Umum angkatan bersenjata Iran mengatakan serangan Israel mengakibatkan kerusakan “terbatas dan minimal” berkat “kinerja angkatan udara negara itu yang tepat waktu”. Staf tersebut mengakui adanya kerusakan pada beberapa sistem radar dan mengatakan beberapa radar segera diperbaiki, sementara yang lain sedang diperbaiki.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada hari Sabtu bahwa Teheran tidak memiliki batasan dalam membela kepentingan dan integritas wilayahnya, dan kami akan membela tidak hanya setiap inci tetapi setiap sentimeter negara kami.

Dalam wawancara dengan situs resmi Pemimpin Tertinggi Iran, Araghchi menekankan bahwa pemerintah Iran akan melanjutkan kebijakannya menghadapi Israel dengan tekad bulat, namun menahan diri untuk tidak membicarakan balas dendam atau pembalasan.

(dk)