Polio dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius, salah satunya adalah kelumpuhan permanen. Namun penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin polio lengkap.
Vaksin polio dalam sistem nasional terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio atau vaksin polio oral (OPV) yang diberikan dalam empat dosis, dan vaksin polio suntik atau vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan dalam dua jarum suntik. . Keduanya aman dan memberikan kekebalan yang sangat baik.
Hingga saat ini kasus polio masih dilaporkan di banyak wilayah di Indonesia, antara lain Aceh (Pidie, Aceh Utara, Bireuen), Purwakarta, Klaten, Sampang, Pamekasan, Pandeglang, Mimika, Nduga dan Asmat.
Sebagai respon proaktif terhadap penularan dan pengendalian kejadian langka (REL) poliomielitis yang saat ini terjadi di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama pemerintah daerah menawarkan tambahan dua dosis vaksin polio melalui imunisasi nasional. Minggu (PIN).
Direktur Pengendalian Imunisasi Kementerian Kesehatan Dr. Prima Yosephine, kata MKM, memberikan PIN tambahan vaksin Polio secara bersamaan dan secara kolektif sangat penting untuk memutus rantai penularan virus dan menghentikan wabah tersebut.
PIN Polio menyasar anak usia 0-7 tahun dan apapun status vaksinasi sebelumnya. Vaksin yang diberikan adalah vaksin polio.
Hingga 15 September 2024, baru tiga wilayah yaitu Banten, Jakarta, dan Sumsel yang mencapai ≥95 persen untuk dosis 1 dan 2, kata dr. NOMOR.
Selain itu, terdapat 2 daerah yaitu Gorontalo dan Sulawesi Selatan yang sudah mencapai target daerah dosis pertama ≥95 persen, sedangkan daerah dosis kedua belum mencapai target.
Dibutuhkan lebih banyak efisiensi, kecepatan dan antusiasme untuk mencapai tujuan Pin Polio secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan PIN Polio dosis 1 dan 2 di 33 kabupaten dimajukan hingga 23 September 2024.
“Puskesmas sebaiknya memisahkan desa/kelurahan yang belum mencapai tujuan dan menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Dr. NOMOR.
Dr. Prima juga meminta petugas puskesmas setempat meningkatkan pengumpulan dan pemantauan untuk memastikan setiap anak menerima dua dosis tambahan vaksin polio.
“Selamat kepada seluruh jajaran dinas kesehatan, dinas kesehatan masyarakat/kota dan Puskesmas setempat yang telah bekerja keras melaksanakan PIN Polio putaran 1 dan 2,” kata dr. NOMOR.
Upaya penting lainnya adalah meningkatkan komunikasi dan advokasi dengan pemangku kepentingan (aktor) untuk mendapatkan dukungan dalam mencapai tujuan di sisa periode penerapan PIN ini.
Jalan keluar yang terbaik adalah pekerja masyarakat setempat, kader, tokoh agama/budaya, relawan PMI/Poltekke, serta TNI dan POLRI. Bersama-sama, kita pasti bisa mengalahkan polio. Mari kita wujudkan Indonesia sehat dan bebas polio.
(Leo)