JAKARTA – East-West Research Center (TBRC) merilis hasil survei terbaru yang menggambarkan kemungkinan seleksi pasangan calon walikota dan wakil walikota pada pemilihan daerah (Pilkada) Bekasi 2024.

“Untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai preferensi pemilih menjelang pemilu,” kata Ketua Eksekutif TBRC Johannes Romeo pada Jumat (18/10/2024).

Johannes menyatakan, metode yang digunakan untuk menentukan besar sampel survei adalah stratified stratified random sampling. Pendekatan ini dipilih untuk memastikan keterwakilan dan keakuratan data yang diperoleh. 

Sebanyak 1.250 responden mengikuti survei yang mencerminkan keragaman demografi masyarakat Bekasi. Margin of error yang diperoleh pada survei ini sebesar +/- 2,77% pada tingkat kepercayaan 95%.

“Hal ini menunjukkan bahwa hasil survei dapat dijadikan pedoman untuk memahami tren politik masyarakat,” ujarnya.

Romero mengatakan, klaster survei meliputi 12 kabupaten di Kota Bekasi yang dipilih secara proporsional berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) jumlah pemilih pada pemilu 2024.

Survei ini juga dikelompokkan berdasarkan gender untuk memastikan bahwa hasilnya mencerminkan pandangan laki-laki dan perempuan di wilayah tersebut. 

Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih yang dilengkapi dengan aplikasi teknologi untuk memudahkan proses pengumpulan informasi. Untuk survei ini, responden dipilih secara acak sehingga hasilnya mencerminkan pandangan masyarakat secara keseluruhan. 

Hasil pemungutan suara menunjukkan pasangan calon Tri Adhianto – Harris Bobihoe mendapat dukungan signifikan dari perolehan suara dan pilihan Top of Mind mencapai 41,9%. 

Pasangan Geri Kosvara – Sholigin terpilih dengan suara 28,7%, dan pasangan Uu Saeful Mikdar – Nurul Sumarkheni mendapat 5,2%, serta 24,2% responden tidak menjawab dan tidak memilih. 

Pada soal tertutup (Aided Awareness), tingkat seleksi pasangan Tri Adhianto – Harris Bobiho mencapai 52,1%, pasangan Gary Kosvar – Sholigin – 33,4%, dan pasangan Uu Saeful Mikdar – Nurul Sumarkheni – 5,7%. Sedangkan 9,8% responden tidak menjawab dan tidak memilih. 

“Ada korelasi yang kuat antara tingkat seleksi ketiga pasangan calon dengan tingkat popularitas dan kesukaan mereka,” ujarnya.

Romeo menjelaskan, tingkat popularitas pasangan Tri Adhianto – Harris Bobihoe mencapai 79,3% dan tingkat persetujuan 78,8%. Sedangkan Geri Kosvara – Sholigin memiliki tingkat popularitas 53,6% dan tingkat simpati 50,8%.

Kemudian Uu Saeful Mikdar – Nurul Sumarheni mencatatkan tingkat popularitas 12,8% dan kemiripan 10,8%. Riwayat pemilih di Kota Bekasi menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih calon walikota/wakil walikota dengan alasan pengalaman bekerja di pemerintahan (28,2%), bebas korupsi (27,4%), peduli terhadap pemerintah, dan lain-lain. rakyat. (21,9%), visi dan misi calon (8,8%), agama (4,4%) dan alasan lainnya (9,3%). 

“Dari segi kestabilan pilihannya, survei menunjukkan 77,6% responden merasa yakin dengan pilihan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, sedangkan 22,4% menyatakan pilihannya masih dapat berubah,” kata Romero. .

Muhammad Sutisna, analis politik dan intelijen Universitas Indonesia, mengatakan angka tersebut mencerminkan kuatnya dukungan pasangan tersebut di kalangan pemilih. Dukungan kuat tersebut menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi salah satu pasangan yang diperhitungkan di Pilkada 2024. 

Berdasarkan hasil tersebut, penting untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan pemilih, seperti rekam jejak kandidat, program kerja yang diusulkan, dan pandangan masyarakat terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 

Dengan dukungan yang signifikan, Tri Adhianto – Harris Bobihoe tidak hanya menunjukkan peluang kuat untuk memenangkan Pilkada 2024, tetapi juga mencerminkan dinamika politik yang menarik di Kota Bekasi.

Menurutnya, masyarakat nampaknya menaruh harapan besar kepada pasangan tersebut untuk membawa perubahan positif dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi kota. 

“Menjelang pemilu, dinamika ini tentunya akan terus berkembang dan menarik perhatian berbagai kalangan termasuk pengamat politik, media, dan masyarakat umum,” ujarnya.

(fkh)